ANJAY, ANJRIT, Kalau Orang Cirebon Kata KIRIK Sudah Akrab di Telinga

- 4 September 2020, 07:40 WIB
ILUSTRASI anjing.*/PIXABAY
ILUSTRASI anjing.*/PIXABAY /

ZONA PRIANGAN - Kata ANJAY terus bergulir, jadi perbincangan yang seru utamanya di media sosial.

Walau ada seruan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk menghentikan penggunaan kata ANJAY, namun netizen tak mau ambil peduli.

Komnas PA menilai, penggunaan kata ANJAY konotasinya kurang baik dan bisa mengarah ke perisakan (bulying).

Baca Juga: Kalau Kata ANJAY Dilarang, Bagaimana Nasib Pebulutangkis Nasional Kevin S(anjay)a?

Bahkan bukan itu saja, Komnas PA secara tegas menyebut penggunaan kata ANJAY bisa dipidanakan.

Kata ANJAY (anjing) sendiri muncul sebagai bahasa gaul di kalangan anak muda dan sampai saat ini masih bisa diterima.

Kata sejenis ANJAY, sebenarnya sudah pernah muncul seperti ANJRIT di wilayah Bandung atau KIRIK yang sangat akrab bagi masyarakat Cirebon.

Baca Juga: Ulah Netizen Cukup Kreatif, Indonesia Lahir dari Akronim Nama Wali Sanga, Kok Bisa Pas Ya?

Dan, mungkin satu-satunya daerah di Indonesia yang masyarakatnya akrab dengan kata "Anjing" cuma Cirebon.

Anjing yang dalam bahasa Cirebon diucapkan dengan kata KIRIK artinya sudah sangat bias.

KIRIK (anjing) tidak hanya menggambarkan seekor binatang yang suka menggonggong.

Baca Juga: Pensil Warna Dikira Tumbuh di Tangkai Pohon, Ternyata...

Karena suah bias, KIRIK juga tidak bermakna suatu penghinaan. Dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Cirebon, kata KIRIK bisa berarti sangat bersahabat.

Jadi tidak ada masalah, jika masyarakat Cirebon tiba-tiba lepas saja mengatakan KIRIK.

Saking akrabnya kata KIRIK di telinga masyarakat Cirebon, hingga memudahkan identifikasi mana saja orang-orang berasal dari Cirebon.

Baca Juga: Unik, Kota Ini Selalu Berubah-ubah Tanggal saat Merayakan Hari Ulang Tahun

Jika terjadi suatu kumpulan massa, lantas terjadi dialog, dan ada seseorang yang mengucapkan kata KIRIK, sudah bisa dipastikan itu orang Cirebon.

Bahkan, orang-orang pendatang yang tinggal di Cirebon, sering terbawakan mengucapkan kata KIRIK tanpa beban. Tidak perlu takut ada yang marah, kalau kita melontarkan kata KIRIK di Cirebon.

Kata KIRIK yang terlontar, bukan sekadar memastikan seseorang berasal dari Cirebon.

Baca Juga: Makam Besar Tan Sam Cay Kong Selalu Menarik Perhatian, Ternyata Punya Nama Muslim Mohammad Syafi’i

Tapi juga sekaligus sebagai penanda, Anda sedang berada di wilayah Cirebon.

Tak heran jika ada film atau sinetron, yang lokasi syutingnya di Cirebon, pasti disisipkan dialog yang keluar kata KIRIK.

Mendengar dialog semacam itu, orang-orang yang menonton film atau sinetron, langsung mengambil kesimpulan: wah pasti syutingnya di Cirebon.

Baca Juga: Cirebon Pernah Penuh Sesak oleh 200.000 Pelayat saat Pemakaman Majoor Tan Tjin Kie

Sebenarnya ada dua kata yang menjadi ikonik daerah Cirebon. Selain kata KIRIK, satu laginya kata JEH.

Orang Cirebon di mana pun berada, pasti tidak bisa menahan perkataan KIRIK dan JEH.

Berbeda dengan kata KIRIK yang kesannya agak kasar -- walau bagi masyarakat Cirebon biasa saja -- arti kata JEH sebenarnya tidak bermakna serius. Kata JEH cuma dipakai sebagai penegasan saja.

Baca Juga: Senayan Berasal dari Wangsanayan, Pangeran dari Cirebon Pernah Tinggal di Wilayah Kuningan

Contoh arti penegasan kata JEH sebagai berikut. "Lagi lara awak JEH, dikongkon mengawe". Artinya sedang sakit badan (jeh), disuruh kerja. Di situ ada unsur penegasan yang bersangkutan benar-benar lagi sakit badan.

Kembali ke kata KIRIK, yang semula berarti anjing, membias bisa diartikan "Kamu". Iya kamu.

Jadi panggilan akrab kamu, diganti menjadi kKIRIK. Seseorang dipanggil anjing, mungkin di daerah lain bisa marah besar. Dan orang yang melontarkan kata anjing bakal menghadapi masalah serius.

Baca Juga: Unik, Jumlah Kawanan Kera di Taman Kalijaga Tidak Pernah Berubah

Tapi di Cirebon, perkataan KIRIK (anjing) sangat permisif. Bahkan terasa aneh jika ada dua orang Cirebon sedang berbicara tidak keluar kata-kata KIRIK di antara keduanya.

Maksudnya, kedua orang yang sedang berbicara itu, dipastikan belum akrab betul. Jadi kata KIRIK bisa menandakan juga, bagaimana tingkat keakraban satu orang dengan orang lainnya.

Bisa dicontohkan percakapan dua orang teman yang kemudian bertemu lagi di angkutan umum.

Baca Juga: Legenda Rakyat, Air Terjun Mursala Berasal dari Tangisan Seorang Putri

Jika kedua orang itu asli Cirebon maka akan keluar kalimat: "KIRIK (anjing) mendi bae, wis suwe bli kedeleng-deleng".

Kalau diartikan kalimat tadi berbunyi "Kamu, kemana saja, sudah lama tidak kelihatan-kelihatan".

Bisa dibayangkan, memanggil seseorang dengan perkataan "Anjing". Lantas yang dipanggil anjing marah?

Baca Juga: Legenda Batu Ampar dan Balai Kambang Condet yang Dibangun Cuma Semalam

Ya tidaklah. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, arti kata KIRIK bisa penanda keakraban.

Artinya kedua orang tadi benar-benar sudah akrab. Kemudian yang disapa dengan panggilan "KIRIK akan membalas dengan kalimat nyaris serupa.

Balasannya akan berbunyi: "Sekien ning umah bae, Rik (KIRIK). Kalau diartikan "Sekarang lagi di rumah saja, KIRIK (anjing)".

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

Kata Rik (Kirik) di akhir kalimat jawaban dari yang disapa tadi, dilontarkan kembali kepada yang menyapa.

Jadi kedua orang Cirebon tadi, saling memanggil anjing dengan hepi-hepi saja. Sambil senyum-senyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak. No problem.

Itulah luar biasanya orang Cirebon. Tak mempermasalahkan kata anjing.

Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan

Kata anjing (KIRIK) justru lebih mengakrabkan pada diri mereka. Orang pedatang yang tingal di Cirebon juga pasti terbawakan.

Bahkan jika sekali waktu orang pendatang balik lagi ke kampung halamannya, pasti mereka kangen mengucapkan kata KIRIK.

Nah di bagian akhir tulisan ini, ada kejadian lucu. Silakan persepsikan sendiri.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati, Belanda Ngotot Ingin Menguasai Bangunan Bekas Gubuk Janda Jasitem

Sekali waktu ada guru agama dari luar Kota Cirebon mengajar di SMP kota wali itu. Dia mendengarkan percakapan dua murid lelaki.

Murid A : KIRIK balik sekolah luru wadon yu (Kamu/anjing pulang sekolah cari perempuan yu).

Murid B : Ana wadon ayu tah, Rik/KIRIK (Ada perempuan cantik ya, Anjing (kamu).

Baca Juga: Mimin Minarsih Sering Blusukan, Sudah Biasa Mengangkut Sampah

Mendengar kalimat itu, sebagai guru agama dan baru tinggal Cirebon langsung menegur kedua muridnya.

"Hai kalian kenapa punya nama masing-masing tapi memanggil dengan kata KIRIK (anjing)," kata sang guru agama.

Lantas kedua muridnya menjawab: "Pangil KIRIK ke teman kalau di sini sudah UMUM, Pak."

Baca Juga: Roti Unyil Cucu Sumiati Mulai Dikenal di Cimahi

Sedikit agak bengong, sang guru agama lantas bertanya: "Siapa yang MENGUMUMKAN?"

Sampai sekarang saya juga tidak tahu, apakah ada PENGUMUMAN kalau memanggil ke orang/teman di Cirebon harus menggunakan kata KIRIK.

Tapi saya belajar dari situ, tidak cepat marah kalau mendengar kata KIRIK (anjing). Udah gitu aja.***

 

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x