Rekor Lonjakan Kasus Covid-19 Terjadi Lagi di Indonesia, Ternyata Ini Penyebabnya

10 Januari 2021, 16:42 WIB
Ilustrasi virus Corona yang kasusnya terus naik di Indonesia. /Gerd Altmann/Pixabay/

ZONA PRIANGAN - Lonjakan angka kasus Covid-19 mencapai rekor tertinggi di Indonesia, pada Jumat 8 Januari 2021.

Ternyata sangat signifikan yang jadi faktor penyebabnya, yakni masa libur panjang selama Natal dan tahun baru.

Ini menyebabkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia memecahkan rekor. Pada Jumat, 8 Januari 2021 kemarin, kasus harian penyebaran Covid-19 di Indonesia mencapai rekor tertinggi, yakni menembus 10.617 kasus per hari.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2021, Lihat 5 Resolusi Sederhana yang Anti Gagal

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Evakuasi Korban Longsor Cimanggung Sumedang, 13 Orang Meninggal Dunia

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan, bahwa penambahan kasus harian Covid-19 yang semakin tinggi, dinilai sebagai dampak dari masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

Selain itu, nyata bahwa ini semua akibat semakin abainya masyarakat dalam kepatuhan disiplin protokol kesehatan.

Seperti telah ditulis di prfmnews.com dengan Judul: Terungkap ! Ternyata Ini Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Melonjak

"Berat bagi saya untuk menyampaikan data ini. Penambahan kasus positif harian per hari ini, adalah yang tertinggi sejak awal pandemi (Maret), mencapai 9 ribu. Bahkan angka ini meningkat hampir 500 (kasus) hanya dalam waktu satu hari ini. Ini adalah imbas dari libur panjang," ujar Wiku, Jumat 8 Januari 2020.

Baca Juga: Firasat Istri Pilot Sriwijaya Air SJ 182, Suami Perginya Tergesa-gesa hingga Ucapkan Maaf

Wiku menjelaskan, seharusnya perkembangan kasus Covid-19 pascalibur panjang 3 periode sebelumnya, bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat.

"Ini adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan perlu untuk segera dihentikan," tegas Wiku.

Berdasarkan data grafik perbandingan, tren kepatuhan protokol kesehatan dan penambahan kasus positif mingguan, Wiku menjabarkan bahwa terlihat menurunnya kepatuhan sejalan dengan meningkatnya penambahan kasus positif.

Baca Juga: Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Kemungkinan Besar Tidak Ada yang Selamat

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Evakuasi Korban Longsor Cimanggung Sumedang, 13 Orang Meninggal Dunia

Pada periode Oktober - Desember 2020, kepatuhan memakai masker rata-rata diatas 70%, untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan berada di atas angka 60%.

Sedangkan pada Desember 2020, kepatuhan memakai masker berada di angka 55% (turun 28%). Untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan turun ke angka 39% (turun 20%).

Membandingkan dengan grafik tren penambahan kasus positif mingguan, ada kenaikan drastis pada rentang Oktober - Desember 2020 dengan persentase peningkatan di angka 113%, jika dibandingkan pada Minggu pertama September 2020.

Baca Juga: Tak Hanya Jack ma, Ada Catatan Milyarder China Lainnya yang Hilang Secara Misterius

"Artinya dengan penurunan kepatuhan protokol kesehatan yang hanya sebesar 20, 30 persen, ternyata mengakibatkan penambahan kasus positif lebih dari 100 persen. Ini bukan suatu kebetulan, data telah dengan nyata menunjukkan tren kepatuhan menurun berbanding lurus dengan tren penambahan kasus positif mingguan yang semakin meningkat," jelasnya.

Maka dari itu, Wiku mengimbau masyarakat tetap patuh dan saling mengingatkan serta menegur orang-orang terdekat yang melanggar protokol kesehatan.*** (Asep Yusuf Anshori/prfmnews.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: PRFM News

Tags

Terkini

Terpopuler