Usia 40 Tahun Rawan Selingkuh? Mitos ini Cukup Akrab di Kalangan Ibu-ibu dan Potensi Selingkuh Sangat Besar

22 April 2021, 10:05 WIB
Ilustrasi Mitos rawannya usia 40 tahun yang punya potensi selingkuh. /Pixabay/Olessya

ZONA PRIANGAN - Apa sebenarnya yang terjadi pada usia 40 tahun ? Banyak kekhawatiran sekaligus harapan saat usia 40 ini menghampiri kita.

Anehnya kebanyakan yang disoroti dalam mitos ini hanyalah kaum pria.

Barangkali karena di usia ini rata-rata pria sudah menikah dan berperan sebagai kepala keluarga, sehingga keputusan dalam rumah tangga lebih banyak dilakukan oleh kepala keluarga.

Baca Juga: Inilah Rentang Usia Dimana Pria Rawan Tergoda Perselingkuhan, Usia Berapakah?

Ada mitos atau pendapat yang sering kita dengar tentang usia 40 tahun ini, di antaranya :

1. Usia 40 tahun adalah masa puber ke dua.

Pada masa ini perilaku seorang pria akan kembali seperti pada usia 15 -17 tahun, di mana kegairahan seksualitas kembali menggelora dan menggairahkan.

Baca Juga: Resep Panjang Umur buat Suami, Coba Peluk dan Cium Istri di Pagi Hari

2. Kekaguman terhadap lawan jenis kembali menyala-nyala.

Mitos ini cukup akrab di kalangan ibu-ibu, makanya banyak para ibu yang khawatir apabila pasangannya menginjak usia ini, karena potensi selingkuh sangat besar.

Mitos ini bisa benar bisa tidak, tergantung dari kondisi seseorang.

Apabila kondisinya memungkinkan untuk berselingkuh, misalnya dukungan finansial, adanya peluang dan minimnya standar nilai atau norma yang dianut  baik norma-norma  agama, budaya maupun adat setempat tentu berpotensi besar untuk melakukan perselingkuhan.

Baca Juga: Siapa yang Suka Minum Es Teh? Coba Kurangi Sebelum Menderita Penyakit Ini

3. Helen Rowland, seorang jurnalis Amerika berpendapat bahwa "Life began at forty."

Kehidupan dimulai pada usia 40. Barangkali pendapat ini ada benarnya, terutama jika dikaitkan dengan kehidupan religius.

Pada usia ini kondisi fisik manusia mulai terjadi kerusakan sedikit-demi sedikit. Sering tidak enak badan, rematik, rabun, atau bahkan mulai ada kecenderungan pikun.

Ini mungkin sebuah pertanda bahwa kehidupan fase ke dua sudah dimulai. Fase untuk lebih menfokuskan pada sisi batin dan kehidupan abadi manusia setelah pensiun menjadi manusia.

Baca Juga: Warga Bandung, Hari Ini Hindari Flyover Supratman dan Laswi agar Tidak Terjebak Kemacetan

Karena usia 40 menuju usia rata-rata manusia zaman ini sangat singkat, 60 sampai 70 tahun. Kita tahu yang mencapai usia 80 sampai 90 tahun saat ini sangat jarang.

Jadi kalau kita sudah berumur 40 tahu, asumsinya tinggal mempunyai waktu efektif 20 sampai 30 tahun. Kalau beruntung dapat bonus 10 tahun lagi sudah termasuk hebat.

Tapi siapa yang bisa menjamin usia kita akan sesuai dengan hitungan-hitungan ini ?.

Baca Juga: Seekor Angsa Menguasai Lahan Parkir, Tak Ada Orang yang Berani Mengusirnya

Barangkali pendapat Helen Rowland ini bisa dapat kita jadikan warning, bahwa kehidupan yang baru dimulai pada fase ini, perlu kehati-hatian melangkah dan menggunakan waktunya denga efisien untuk kelangsungan hidup kita tidak hanya di dunia namun juga di akherat.

Sementara menurut para ulama bahwa usia 40 tahun adalah usia di mana manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosional, karya, maupun spiritualnya.

Orang yang berusia 40 tahun benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan beralih menapaki usia dewasa penuh. Apa yang dialami pada usia ini sifatnya stabil, mapan, kokoh.

Baca Juga: Kisah 6 Makhluk Gaib ini Dipercaya Gemar Bercinta dengan Manusia

Perilaku di usia ini karenanya akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.

Ini diperkuat dengan dalil dari Al-Qur'an :" Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang berserah diri.” (Q.S. al-Ahqâf: 15)

Usia 40 bisa menjadi tolok ukur Puncak Kehidupan manusia. Dalam masa ini manusia telah meninggalkan masa labil pencarian jati diri.

Masa ini adalah masa di mana manusia sudah mendapatkan bekal untuk menjalani kehidupan lebih matang dan mempunyai pegangan hidup yang diyakini dengan baik.

Baca Juga: Wanita Kurang Tidur Cenderung Gagal Menikmati saat Melayani Suami

Pegangan hidup yang selama masa remaja sampai usia ini mengalami proses pemikiran, perenungan atau kontemplasi sebagai aksi reaksi terhadap kehidupan di masyarakat.

Masa ini biasanya mulai tumbuh kematangan pada dirinya sehingga mudah untuk merasakan syukur terhadap apapun yang diberikan  Tuhan, juga pengharapannya akan keseimbangan kehidupan materiil, spiritual dan sosial yang lebih baik.

Namun, ibarat waktu,  usia 40 tahun adalah usia di mana perjalanan sudah mencapai waktu ashar.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 dan 53 Awaknya Menghilang, Indonesia Minta Bantuan Australia dan Singapura

Matahari sudah mulai condong ke barat, sehingga kesadaran untuk lebih banyak berbuat baik, menjalankan ketaatan kepada Tuhan sudah mulai mendapat proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu bermanfaat dan lebih banyak membuang-buang waktu. ***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler