Baca Juga: Kisah 6 Makhluk Gaib ini Dipercaya Gemar Bercinta dengan Manusia
Perilaku di usia ini karenanya akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.
Ini diperkuat dengan dalil dari Al-Qur'an :" Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang berserah diri.” (Q.S. al-Ahqâf: 15)
Usia 40 bisa menjadi tolok ukur Puncak Kehidupan manusia. Dalam masa ini manusia telah meninggalkan masa labil pencarian jati diri.
Masa ini adalah masa di mana manusia sudah mendapatkan bekal untuk menjalani kehidupan lebih matang dan mempunyai pegangan hidup yang diyakini dengan baik.
Baca Juga: Wanita Kurang Tidur Cenderung Gagal Menikmati saat Melayani Suami
Pegangan hidup yang selama masa remaja sampai usia ini mengalami proses pemikiran, perenungan atau kontemplasi sebagai aksi reaksi terhadap kehidupan di masyarakat.
Masa ini biasanya mulai tumbuh kematangan pada dirinya sehingga mudah untuk merasakan syukur terhadap apapun yang diberikan Tuhan, juga pengharapannya akan keseimbangan kehidupan materiil, spiritual dan sosial yang lebih baik.
Namun, ibarat waktu, usia 40 tahun adalah usia di mana perjalanan sudah mencapai waktu ashar.
Matahari sudah mulai condong ke barat, sehingga kesadaran untuk lebih banyak berbuat baik, menjalankan ketaatan kepada Tuhan sudah mulai mendapat proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu bermanfaat dan lebih banyak membuang-buang waktu. ***