Babi Hutan yang Menggaruk Tanah Menghasilkan Emisi Karbon Setara dengan 1,1 Juta Mobil

- 25 Juli 2021, 13:41 WIB
Para peneliti membandingkan babi hutan dengan traktor karena luasnya lahan yang dapat mereka ubah untuk mencari pencarian makanan - yang menurut sebuah penelitian baru melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer daripada lebih dari satu juta mobil.
Para peneliti membandingkan babi hutan dengan traktor karena luasnya lahan yang dapat mereka ubah untuk mencari pencarian makanan - yang menurut sebuah penelitian baru melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer daripada lebih dari satu juta mobil. /Kolase Pixabay.com/Ian Lindsay/Alexander Grishin

ZONA PRIANGAN - Sebuah studi baru menjelaskan, bahwa babi hutan mengeluarkan karbon dari tanah secara global setiap tahun setara dengan emisi karbon dari 1,1 juta mobil.

Sebuah tim peneliti internasional mengatakan dalam studi yang diterbitkan Senin di jurnal Global Change Biology, bahwa sebagian besar karbon bumi disimpan di tanah yang dapat dicabut sebagai karbon dioksida.

Para peneliti menggunakan model populasi prediktif untuk memperkirakan kerusakan dan pelepasan emisi karbon tanah yang disebabkan oleh babi liar, menentukan bahwa mereka menggaruk atau mencabut sekitar 36.000 hingga 124.000 kilometer persegi - kira-kira 14.000 hingga 48.000 mil persegi.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Minggu 25 Juli 2021: Nino Jatuhkan Talak, Catherine Ungkap Rahasia Penting Kebusukan Elsa

"Ini adalah jumlah tanah yang sangat besar dan ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan tanah dan emisi karbon, tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan yang sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan," kata penulis studi Dr. Christopher J. O'Bryan dalam sebuah rilis pada penelitian.

Gangguan tanah dari babi hutan menghasilkan emisi rata-rata 4,9 juta metrik ton karbon dioksida setiap tahun di seluruh dunia atau setara dengan 1,1 juta mobil atau 0,4% emisi tahunan dari penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan kehutanan, jelas studi tersebut.

"Babi liar seperti traktor yang membajak ladang, membalik tanah untuk mencari makanan," kata O'Bryan, seorang peneliti di University of Queensland di Brisbane, Australia, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com.

Baca Juga: Aksi Balasan China yang Mengumumkan Akan Memberikan Sanksi terhadap 7 Warga dan Entitas AS

"Karena tanah mengandung hampir tiga kali lebih banyak karbon daripada di atmosfer, bahkan sebagian kecil karbon yang dipancarkan dari tanah berpotensi mempercepat perubahan iklim."

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x