ZONA PRIANGAN - Facebook mengatakan pada Selasa, 21 September 2021 bahwa mereka telah menginvestasikan lebih dari $ 13 miliar atau sekitar Rp184,7 triliun dalam langkah-langkah keselamatan dan keamanan sejak 2016, beberapa hari setelah sebuah surat kabar melaporkan perusahaan telah gagal untuk memperbaiki "efek buruk platform" yang telah diidentifikasi oleh para peneliti.
Raksasa media sosial itu mengatakan sekarang memiliki 40.000 orang yang bekerja di bidang keselamatan dan keamanan, dibandingkan pada lima tahun lalu yang hanya memiliki 10.000 orang di bidang keselamatan dan keamanan.
Facebook mengecilkan efek negatif pada pengguna muda aplikasi Instagram-nya dan memiliki respons yang lemah terhadap alarm yang diajukan oleh karyawan tentang bagaimana platform tersebut digunakan di negara-negara berkembang untuk perdagangan manusia, Wall Street Journal melaporkan pekan lalu, mengutip tinjauan internal dokumen perusahaan.
"Di masa lalu, kami tidak mengatasi tantangan keselamatan dan keamanan cukup awal dalam proses pengembangan produk," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Rabu 22 September 2021.
"Tapi kami secara fundamental telah mengubah pendekatan itu," tambahnya.
Baca Juga: Militan ISIS-K yang Diduga Perencana Ledakan Bom Kabul, Tewas dalam Serangan Pesawat Tak Berawak AS
Facebook mengatakan teknologi kecerdasan buatannya telah membantunya memblokir 3 miliar akun palsu pada paruh pertama tahun ini. Perusahaan juga menghapus lebih dari 20 juta keping corona palsu dan konten vaksin.
Perusahaan mengatakan sekarang menghapus 15 kali lebih banyak konten yang melanggar standarnya tentang ujaran kebencian di Facebook dan platform berbagi gambar Instagram daripada ketika pertama kali mulai melaporkannya pada 2017.***