Pemburu Lubang Hitam Mengalihkan Perhatiannya ke Pusat Galaksi Bima Sakti

- 11 Mei 2022, 10:01 WIB
Konsep artis yang dirilis 30 Oktober 2017 ini menunjukkan lubang hitam dengan piringan akresi - struktur material datar yang mengorbit lubang hitam dan semburan gas panas, yang disebut plasma.
Konsep artis yang dirilis 30 Oktober 2017 ini menunjukkan lubang hitam dengan piringan akresi - struktur material datar yang mengorbit lubang hitam dan semburan gas panas, yang disebut plasma. /NASA/JPL-Caltech/Handout via REUTERS

ZONA PRIANGAN - Berada di pusat galaksi Bima Sakti kita yang berbentuk spiral adalah sesuatu yang mengerikan, lubang hitam supermasif yang memiliki 4 juta kali massa matahari dan memakan materi apa pun termasuk gas, debu, dan bintang yang tersesat di dalamnya, sungguh merupakan tarikan gravitasi yang sangat besar.

Para ilmuwan telah menggunakan Event Horizon Telescope (EHT), jaringan global observatorium yang bekerja secara kolektif guna mengamati sumber radio yang terkait dengan lubang hitam, untuk mempelajari penghuni Bima Sakti ini dan telah menetapkan pengumuman pada hari Kamis bahwa sinyal mereka akhirnya mungkin telah mengamankan gambar itu. Lubang hitam itu disebut Sagitarius A*, atau SgrA*.

Para peneliti yang terlibat dalam kolaborasi internasional ini telah menolak untuk mengungkapkan sifat pengumuman mereka sebelum konferensi pers yang dijadwalkan, tetapi mereka telah merilis berita yang menyebutnya sebagai "hasil terobosan di pusat galaksi kita".

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 11 Mei 2022: Ada Tanda-tanda Kehidupan, Semua Kaget Al Ditemukan dalam Kondisi Begini

Pada tahun 2019, tim EHT meluncurkan foto pertama lubang hitam. Gambar - cincin bercahaya merah, kuning dan putih yang mengelilingi pusat gelap - menunjukkan lubang hitam supermasif di pusat galaksi lain yang disebut Messier 87, atau M87.

Para peneliti juga telah memfokuskan pekerjaan mereka pada Sagitarius A*, yang terletak sekitar 26.000 tahun cahaya - jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun, 5,9 triliun mil atau sekitar 9,5 triliun kilometer dari Bumi.

"Salah satu objek yang kami harap dapat diamati dengan Event Horizon Telescope... adalah lubang hitam kami sendiri di halaman belakang kami sendiri," kata astrofisikawan Pusat Astrofisika Harvard–Smithsonian Sheperd Doeleman, mantan direktur proyek EHT, selama presentasi ilmiah yang berlangsung pada Juli 2021 lalu, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Pesawat Kargo Tianzhou-4 China Tak Berawak Berlabuh dengan Modul Stasiun Ruang Angkasa

Lubang hitam adalah objek yang luar biasa padat dengan gravitasi yang sangat kuat, sehingga cahaya pun tidak dapat lolos.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x