ZONA PRIANGAN - Masa-masa pandemi yang telah lewat berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak dalam berbagai aspek seperti motorik, bahasa dan sosial emosional.
Hal ini jika tidak dicermati oleh orang tuanya dapat berdampak pada tumbuh kembang mereka kedepannya.
Agar bisa memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan grafik kesehatan dan tetap optimal sesuai tahapan usianya, maka dia harus dibekali dengan nutrisi yang lengkap serta stimulasi kreatif yang memadai.
Marketing Manager Bebelac, Anissa Permatadhieta Ardiellaputri, mengatakan, perubahan rutinitas kembali ke normal ini sedikit banyak menyebabkan kekhawatiran pada orang tua, salah satunya adalah apakah si kecil sudah mampu beradaptasi untuk berinteraksi dengan lingkungan baru setelah selama dua tahun hidup berjarak dari orang lain dan lingkungan sekitar.
"Melihat hal ini, kami berinisiatif melakukan survei terhadap orang tua di Indonesia untuk mengetahui isu dan disrupsi yang dirasakan orang tua atas tumbuh kembang si kecil selama pandemi serta adaptasi apa yang telah dilakukan orang tua dan si kecil di masa transisi kebiasaan baru ini," ujarnya belum lama ini.
Lebih lanjut Annisa mengatakan, berdasarkan hasil survei menyatakan sebanyak 31,7% orang tua menjawab bahwa si kecil menangis setiap bertemu orang baru, sedangkan 14,8% orang tua menjawab bahwa si kecil terlambat berbicara dan 13% orang tua menjawab si kecil belum bisa merespon orang lain.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Senin 25 Juli 2022: Sienna Datang Saat Sal, Andin dan Reyna Tengah Sedekat Ini
"Berbagai kendala yang mungkin dialami si kecil saat memasuki masa transisi dari pandemi ke pascapandemi diantaranya 388 dari 1232 responden orang tua (31,5%) merasa si kecil belum terbiasa berinteraksi dengan orang lain sebagai dampak dari situasi pandemi," tambahnya.