ZONA PRIANGAN – Pangeran Harry telah dikritik oleh para veteran militer dan anggota parlemen Inggris setelah ia mengungkapkan dalam autobiografinya bahwa ia membunuh 25 pejuang Taliban di Afghanistan.
Mantan Kolonel Angkatan Darat Inggris Richard Kemp mengatakan, keputusan Duke of Sussex untuk membocorkan secara rinci dalam autobiografinya, “Spare”, sama dengan penghianatan terhadap orang-orang yang bertempur dengannya.
Kemp mengatakan kepada The Sun pengungkapan tersebut bisa membuat sang pangeran menjadi ‘target’ setelah Buckingham Palace menghentikan fasilitas keamanan pribadi ketika ia melepaskan tugas-tugas kerajaannya.
Peringatan Kemp muncul ketika mantan Marinir Ben McBean, yang Harry sebut sebagai ‘pahlawan’ setelah kehilangan lengan dan kakinya akibat ledakan bom selama perang tersebut, meminta Harry untuk ‘tutup mulut’.
Seorang anggota parlemen Inggris, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan perilaku Harry “gila”. “Dia membawa segalanya menjadi buruk,” ujarnya seperti dikutip MailOnline.
Duke of Sussex, yang dikenal sebagai “Captain Wales” dalam kemiliteran, menulis dalam “Spare” bahwa dia tidak berpikir untuk membunuh orang tetapi hanya sebagai “bidak catur” saat di atas pesawat.
Baca Juga: Ukraina Tiba-tiba Membela Chechnya Sebagai Negara Islam, Sebelumnya Hanya Pemerintah Taliban
Ini pertama kalinya Harry (38) berbicara mengenai jumlah pejuang Taliban yang ia bunuh saat di Afghanistan, di mana ia ditempatkan pada 2007 dan 2012.