Baca Juga: Merasakan Sensasi Nikmatnya Menyeruput Kopi Panas ala Nelayan Aceh Barat di Kupi Khop
Hal ini ditunjukkan oleh perilaku lumba-lumba yang memberi tahu nelayan "di mana harus berdiri dan kapan harus bersiap untuk melempar jalanya".
"Sepertinya lumba-lumba sedang melatih manusia," kata Ingram.
Studi tersebut "menunjukkan dengan meyakinkan bahwa ketika kedua spesies mendapatkan waktu yang tepat, para nelayan menangkap lebih banyak belanak, dan lumba-lumba mengeluarkan lebih banyak dengungan akhir," kata Claire Spottiswoode, seorang ahli ekologi perilaku di University of Cambridge.
Stephanie King, ahli ekologi perilaku lainnya di University of Bristol, berteori bahwa hubungan antara lumba-lumba Laguna dan manusia berevolusi dari waktu ke waktu karena kedua spesies secara meyakinkan mengakui peluang untuk saling menguntungkan.
Interaktivitas manusia-lumba-lumba serupa telah dicatat di Australia timur, Mauritania, dan Asia Tenggara, tetapi praktik penangkapan ikan asli seperti ini menjadi semakin usang di dunia modern.
Baca Juga: Lapangan Sepak Bola Misterius Terlihat di Desa Nelayan di Sebuah Pulau Paling Terpencil di Dunia
Penangkapan ikan berlebihan juga mengancam akan berdampak pada industri perikanan Brasil karena jumlah belanak telah turun drastis selama dekade terakhir.
"Tanpa belanak, kemitraan ini akan berakhir," ungkap Cantor.***