Ini terjadi ketika ada konflik manusia-binatang, terutama melibatkan beruang, yang meningkat di lembah ini, dengan kehilangan di kedua belah pihak.
“Pada Januari 2006, seekor beruang tersesat ke permukiman manusia dan dibunuh. Ini peristiwa yang cukup mengguncang saya. Salah satu kerja pertama kami adalah mensurvei penyebab meningkatnya konflik manusia-binatang dan mitigasinya," ungkapnya.
"Pada 2006, kami juga meluncurkan upaya penuh penyelamatan dan rehabilitasi hewan-hewan terluka,” ucapanya.
Sejak itu, Aaliya telah menyelamatkan beruang hitam, beruang coklat Himalaya, burung-burung, macan tutul dan mamalia lainnya.
Namun ia paling dikenal sepak terjangnya dengan ular. Bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan ular dari tempat-tempat yang tak diinginkan.
Seperti dapur, lapangan, taman dan toilet pemukiman, bangunan dan kantor pemerintah, sekolah dan universitas, dan dari dalam ban dan mesin kendaraan.
Salah satu yang pernah menjadi kepala berita ketika tim Wildlife SOS, yang diketuainya, menyelamatkan ular beludak Levantine, ular dengan bisa paling mematikan, dari tempat tinggal Kepala Kementerian dalam operasi selama satu jam dan dengan aman melepaskan kembali ke alam liar.
"Reptil ini merupakan salah satu ular beludak paling berat yang pernah dihadapi dengan bobot sekitar 2 kg,” kata Aaliya.