Network
ZONA PRIANGAN - Para peneliti Australia baru-baru ini telah menjuluki buaya purba klasifikasi terbaru sebagai 'raja rawa' yang diyakini panjangnya bisa mencapai 16,5 kaki atau 5 meter lebih, dan memiliki kesamaan dengan anak cucunya di masa kini bila disuntik steroid.
Monster ini ditemukan Jorgo Ristevski, mahasiswa doktoral di Universitas Queensland, bersama koleganya seperti dipublikasikan minggu ini di jurnal PeerJ.
Sejak 1886, para peneliti telah menamai buaya-buaya purba di era tersebut dengan Pallimnarchus pollens, berdasarkan potongan-potongan fosil yang ditemukan di bagian tenggara Queensland.
Baca Juga: Ini Jawaban Berbagai Pertanyaan Tentang Varian Baru Covid-19
Baca Juga: Serangan Pisau Kembali Terjadi di Cina, Menewaskan Tujuh Orang dan Tujuh Lainnya Luka-luka
Baca Juga: Inggris Melawan! Vaksin Virus Mutasi Corona Baru yang Bikin Geger di Indonesia Sudah Ditemukan
Namun pengujian terbaru dari bagian tengkorak yang ditemukan pada 1980 oleh kolektor fosil asal Australia Geoff Vincent memperlihatkan adanya karakteristik baru yang merupakan dasar munculnya genus dan spesies baru Paludirex vincenti," menurut kertas kerjanya, seperti dikutip laman theguardian.com, baru-baru ini.
"Oleh karena itu, kita menamai genus baru ini Paludirex, yang berarti ‘raja rawa’ dalam bahasa Latin," kata Ristevski dalam wawancara dengan jurnal PeerJ. "Sedangkan nama spesiesnya, vincenti, dipakai untuk menghormati sang kolektor fosil Geoff Vincent," tambahnya.
Ristevski menggambarkan hewan menyeramkan ini sebagai predator puncak di bagian tenggara Queensland selama masa Pliocene antara 5,33 dan 2,58 juta tahun yang lalu. “Bila anda membayangkan Paludirex vincenti dalam kehidupan nyata, mungkin mirip dengan buaya Indo-Pacific yang disuntik steroid,” ujar Ristevski.
