Sebagaimana diberitakan zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel "Produk Makanan Menipis, China Coba Kuasai Laut Arktik dengan Kedok ini Hingga Pengamat Beri Kecaman".
Dalam perjanjian tersebut, Antartika merupakan wilayah yang hanya digunakan untuk misi perdamaian seperti mempromosikan penelitian ilmiah.
Baca Juga: China Tak Berani Bergerak, Militer Indonesia Siaga di Wilayah Laut Natuna Utara
Perjanjian tersebut melarang Antartika digunakan untuk tujuan militer termasuk pendirian pangkalan militer atau pengujian senjata.
Namun, para ahli mengatakan bahwa "Rusia dan China menggunakan kedok penelitian ilmiah untuk mempertaruhkan klaim lebih lanjut di benua itu".
Spesialis Geopolitik dan Keamanan di Royal Holloway University, Prof Dodds, mengungkapkan dalam perjanjian itu hal terpenting adalah memprioritaskan konservasi atas eksplorasi.
Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir
“Ini adalah keseimbangan antara seberapa banyak yang dapat dieksploitasi dengan aman dan seberapa jauh yang bisa dieksplorasi.
Hal ini semakin sulit dengan adanya perubahan iklim," ujar Prof Dodds seperti dikutip Zonajakarta.com dari Express.
Menurutnya tujuan Tingkok menguasai Antartika bukan hanya dari sisi pertahanan tapi terdesak masalah pangan.