Tidak Ada Bukti Tentang Efek Dosis Booster Vaksin Johnson and Johnson

- 28 Agustus 2021, 17:33 WIB
Foto Ilustrasi vaksin Johnson and Johnson
Foto Ilustrasi vaksin Johnson and Johnson /Pixabay/torstensimon

ZONA PRIANGAN - Vaksin Johnson and Johnson rencananya tiba di Indonesia pada September 2021 dan merupakan hibah dari Belanda.

Perusahaan Johnson and Johnson menjelaskan, suntikan booster atau pemberian dosis kedua vaksin Johnson & Johnson dapat meningkatkan kadar antibodi yang kuat. Namun di Indonesia Vaksin ini hanya diberikan dalam satu dosis.

Berdasarkan data sementara dari dua uji coba tahap awal, diperoleh secuil bukti bahwa dosis ke-2 vaksin Johnson and Johnson menghasilkan tingkat antibodi yang mengikat sembilan kali lebih tinggi dari tingkat 28 hari setelah seseorang menerima dosis pertama.

Baca Juga: Seorang Mahasiswi Nekat Telanjang Saat Unjuk Rasa Extinction Rebellion, Laura: Saya Membuat Senang Polisi

Alasan yang mendorong perusahaan tengah mempertimbangkan penggunaan vaksin Johnson and Johnson sebagai booster.

Penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), khususnya, telah menunggu kabar tentang bagaimana individu dengan gangguan kekebalan yang menerima suntikan vaksin Johnson and Johnson.

Menurut perusahaan Johnson & Johnson, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan signifikan dalam respons antibodi pengikatan pada peserta berusia 18 hingga 55 dan pada individu berusia 65 ke atas yang menerima dosis booster yang lebih rendah.

Baca Juga: Masinis Menghentikan Kereta Api untuk Menyelamatkan Gajah di Dekat Rel Kereta Api

Ringkasan studi tersebut, seperti dikutip dari situs Al-Jazeera pada Jumat, 27 Agustus 2021, sedang dikirimkan ke server pracetak MedRxiv sebelum tahap peer review.

Menurut Juru Bicara Perusahaan Johnson and Johnson, hasil tersebut akan tersedia dalam beberapa minggu ke depan.

Pada Juli 2021, J&J menerbitkan data di New England Journal of Medicine yang menunjukkan antibodi penetral yang dihasilkan vaksinnya tetap stabil delapan bulan setelah imunisasi dengan dosis tunggal.

Baca Juga: Silsilah Manusia Baru Ditemukan di Sulawesi Selatan dari DNA Gadis yang Meninggal 7.200 Tahun yang Lalu

“Dengan data baru ini, kami juga melihat bahwa dosis booster vaksin Johnson and Johnson semakin meningkatkan respons antibodi di antara peserta penelitian yang sebelumnya telah menerima vaksin kami,” kata Kepala Penelitian dan Pengembangan di Divisi Farmasi Janssen J&J, Mathai Mammen, dalam sebuah pernyataan.

“Kami berharap dapat berdiskusi dengan pejabat kesehatan masyarakat tentang strategi potensial untuk vaksin Johnson and Johnson kami, meningkat delapan bulan atau lebih setelah vaksinasi dosis tunggal utama,"tambahnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x