Seratus Hari Perang adalah Rencana Rusia yang Dianggap Gagal, Kematian, Kehancuran dan Rasa Malu Putin

- 4 Juni 2022, 08:58 WIB
Pemandangan gedung teater yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia, saat kata 'anak-anak' dalam bahasa Rusia ditulis dengan huruf putih besar di trotoar, di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 10 April 2022.
Pemandangan gedung teater yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia, saat kata 'anak-anak' dalam bahasa Rusia ditulis dengan huruf putih besar di trotoar, di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 10 April 2022. /Dailymail/REUTERS

ZONA PRIANGAN - Menandai 100 hari sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina, jatuh pada hari ini, tulis Dailymail Online, 3 Juni 2022.

Apa yang dimaksudkan sebagai serangan cepat untuk merebut Kyiv dan mengambil alih kendali telah berubah menjadi konflik yang berkepanjangan

Pasukan Ukraina telah memasang pertahanan sengit dan terus memerangi invasi di wilayah Donbas.

Baca Juga: 100 Hari Perang Pertumpahan Darah dan Buntu, Rusia Tak Bisa Menang atau Kalah, Harus Ada Kesepakatan Damai

Tetapi konflik bersenjata terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II telah menyebabkan jumlah warga sipil yang tak terhitung tewas.

Hampir 7 juta orang telah mengungsi dan Ukraina menderita kerugian ekonomi yang luar biasa.

Konflik tersebut juga memperburuk krisis pangan global dan memicu kenaikan tajam harga energi.

Baca Juga: Dmitry Peskov Pastikan Pasukan Rusia Tidak Akan Menyerah Sebelum Membasmi Tentara Ukraina yang Pro-Nazi

Dailymail melihat kembali perang 100 hari dan meninjau dampak dari konflik yang tidak terpikirkan oleh banyak orang di Eropa beberapa bulan lalu.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Dailymail.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x