ZONA PRIANGAN - Walikota Mariupol Vadym Boichenko menyatakan pada Jumat, 10 Juni 2022, penyakit seperti kolera dan penyakit mematikan lainnya berpotensi untuk membunuh ribuan warganya ketika mayat-mayat yang bergelimpangan tidak mendapatkan penanganan yang memadai dan diperparah dengan datangnya musim panas yang membawa cuaca yang lebih hangat.
Lebih lanjut Vadym Boichenko mengatakan bahwa sumur-sumur telah terkontaminasi oleh mayat orang-orang yang terbunuh selama berlangsungnya perang Ukraina-Rusia yang telah berlangsung berminggu-minggu dan pengumpulan mayat oleh militer Rusia di kota itu berjalan lambat.
"Ada wabah disentri dan kolera. Sayangnya, ini penilaian dokter kami: bahwa perang yang memakan lebih dari 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan Mariupolit lagi," kata Walikota Mariupol Vadym Boichenko kepada televisi nasional, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Boichenko, yang tinggal di luar Mariupol, mengatakan kota Mariupol telah dikarantina.
Ukraina mengatakan sekitar 100.000 orang tinggal di Mariupol, kota yang dulunya padat yang memiliki populasi sekitar 430.000 jiwa ketika belum terjadinya perang Ukraina-Rusia. Tapi yang terjadi sekarang, kota itu telah berubah menjadi gurun perkotaan.
Boichenko, yang mengatakan bulan lalu bahwa pemboman Rusia telah mengubah Mariupol menjadi "ghetto abad pertengahan", penduduknya terpaksa minum air dari sumur karena kota itu tidak memiliki air yang mengalir atau sistem saluran pembuangan yang berfungsi dengan baik.
Dia mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk bekerja membangun koridor kemanusiaan untuk membantu penduduk meninggalkan kota, yang menurut pejabat Ukraina masih kekurangan pasokan air, listrik dan gas yang terpusat.