ZONA PRIANGAN - Presiden Ukraina, Vladimir Putin mendapat perlawanan dari dalam, ketika 150 prajurit Kremlin menolak untuk perang.
Pemberontakan para tentara Moskow itu merupakan pukulan terbaru bagi Vladimir Putin yang sedang merancang kendali di Luhansk dan Donetsk.
Pada saat yang sama Moskow mulai mengalami krisis jumlah tentara karena banyak gugur. Perekrutan calon tentara baru hingga menyasar ke para penjahat yang menghuni penjara (napi).
Baca Juga: Ukraina Tiba-tiba Membela Chechnya Sebagai Negara Islam, Sebelumnya Hanya Pemerintah Taliban
Para istri tentara Rusia juga mulai mengadu ke politisi lokal, agar suaminya dipulangkan dari medan perang karena sudah mengalami kelelahan fisik dan mental.
Pengaduan yang sama diterima oleh Yayasan Free Buryatia. Bahkan yayasan tersebut mengklaim, prajurit Kremlin banyak yang memberontak.
Mereka yang memberontak telah kembali dari garis depan dan menolak untuk kembali perang di Ukraina.
Baca Juga: Pasukan Khusus Rusia Butuh Waktu 12 Jam untuk Membantai Prajurit Chechnya, 333 Orang Tewas Sia-sia
Dikutip Express, organisasi itu mengatakan telah dihubungi oleh 500 tentara yang ingin mengakhiri kontrak mereka dengan Kementerian Pertahanan.