ZONA PRIANGAN - Rusia melobi untuk pemungutan suara rahasia alih-alih pemungutan suara publik saat Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang yang akan mengadakan pemungutan suara pada minggu depan soal pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia yang mereka sebut referendum
Ukraina dan sekutunya mengecam pemungutan suara di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia yang dinilai ilegal dan memaksa. Sebuah resolusi Majelis Umum PBB yang dirancang Barat akan mengutuk "referendum ilegal" oleh Rusia dan "usaha pencaplokan ilegal" dari daerah-daerah, tempat dilakukannya pemungutan suara.
"Ini adalah perkembangan yang jelas dipolitisasi dan provokatif yang bertujuan memperdalam perpecahan di Majelis Umum dan membuat keanggotaannya semakin terpisah," tulis Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dalam sebuah surat kepada negara-negara PBB, dilihat oleh Reuters.
Baca Juga: Peringatan Putin Menjelaskan Respons Rusia Soal Penggunaan Senjata Nuklir jika Wilayahnya Diserang
Dia berpendapat bahwa pemungutan suara rahasia diperlukan karena lobi Barat mungkin sangat sulit jika diungkapkan secara terbuka. Para diplomat mengatakan Majelis Umum kemungkinan harus memberikan suara secara terbuka soal apakah akan mengadakan pemungutan suara secara rahasia.
Rusia memveto resolusi serupa di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang pada pekan lalu.
"Kecuali jika komunitas internasional bereaksi, ada klaim bahwa tidak ada yang memperhatikan dan sekarang ini menjadi wewenang penuh bagi negara lain untuk melakukan hal yang sama atau memberikan pengakuan atas apa yang telah dilakukan Rusia," kata Duta Besar Uni Eropa untuk PBB Olof Skoog pada hari Rabu.
Dia mengatakan Uni Eropa sedang berkonsultasi secara luas dengan negara-negara anggota PBB menjelang kemungkinan pemungutan suara pada hari Rabu.