Kyiv Berharap Mendapat Bantuan Pasokan Tank Tempur dan Kendaraan Tempur Infanteri dari Barat

- 25 Maret 2023, 16:27 WIB
Anggota militer berjalan di atas tank, saat Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slowakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slowakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slowakia, 19 Desember 2022.
Anggota militer berjalan di atas tank, saat Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slowakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slowakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slowakia, 19 Desember 2022. /REUTERS/Radovan Stoklasa/File Photo

ZONA PRIANGAN - Kyiv berharap dapat menggunakan pasokan tank tempur dan kendaraan tempur infanteri dari Barat dalam beberapa bulan mendatang untuk melancarkan serangan balasan guna merebut kembali sebagian wilayah yang diduduki di selatan dan timur.

Bagi Ukraina yang kekurangan dana, yang ekonominya telah hancur akibat perang dan pemerintahnya kini bergantung pada pembiayaan internasional, drone merupakan cara yang relatif murah untuk melawan militer Rusia yang sangat besar.

Ukraina mengatakan akan menghabiskan hampir $550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun untuk drone pada tahun 2023 dan telah membentuk unit serbu drone dalam angkatan bersenjatanya.

Baca Juga: AeroDrone, Pembuat Drone Penyemprot Hama Tanaman, Sekarang Memasok Drone untuk Angkatan Bersenjata Ukraina

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan kepada Reuters bahwa kendaraan tanpa awak yang menabrak target dan meledakkannya - yang disebut sebagai drone kamikaze - akan menjadi fokus utama Ukraina pada tahun 2023.

Pakar perang drone James Rogers, seorang profesor di University of Southern Denmark, mengatakan bahwa kemampuan UAV Ukraina masih tertinggal dari Rusia dan pesawat tanpa awak kamikaze Shahed-136 buatan Iran, yang telah digunakan Moskow untuk menargetkan fasilitas energi Ukraina selama berbulan-bulan.

Ukraina telah menerima pasokan UAV yang signifikan dari mitranya, mulai dari Bayraktar TB2 yang dilengkapi dengan rudal dari Turki hingga drone pengintai Black Hornet buatan Norwegia, yang beratnya kurang dari 33 gram.

Baca Juga: Objek Mata-mata Kremlin Ditemukan di Sebelah Pipa Nord Stream

Kyiv sekarang meningkatkan produksinya sendiri. Taras Chmut, seorang spesialis pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa produksi drone udara dalam negeri negara itu telah meningkat tiga atau empat kali lipat sejak dimulainya invasi tahun lalu.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x