Ukraina Fokus Mengembangkan Drone Udara Jarak Jauh Setelah Permintaan Rudal Jarak Jauh Ditolak oleh Barat

- 25 Maret 2023, 17:49 WIB
Seorang insinyur mengerjakan drone di bengkel AeroDrone, sebuah perusahaan yang awalnya membuat drone sipil tetapi beralih ke produksi drone militer setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022, di Ukraina utara, 28 Februari 2023.
Seorang insinyur mengerjakan drone di bengkel AeroDrone, sebuah perusahaan yang awalnya membuat drone sipil tetapi beralih ke produksi drone militer setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022, di Ukraina utara, 28 Februari 2023. /REUTERS/Max Hunder

Baca Juga: Akibat Perang Rusia-Ukraina, Kelas Menengah di Rusia akan Menyusut Drastis

Ketika ditanya oleh Reuters apakah Ukraina menggunakan drone untuk menyerang target-target di Rusia, menteri pertahanan Rusia mengatakan: "Semua yang terjadi di wilayah Rusia adalah masalah Rusia sendiri. Ukraina bukanlah negara teroris atau penyerang".

Berbicara tentang serangan secara umum, kepala dewan keamanan nasional Danilov mengatakan bahwa secara teori, beberapa serangan di wilayah Rusia dapat dibenarkan dalam keadaan tertentu.

"Jika ada fasilitas yang menyebabkan kerusakan di negara kita... Kita harus menghancurkan fasilitas tersebut. Ini adalah perang," kata Danilov, berbicara kepada Reuters pada bulan Februari.

Baca Juga: Pasukan Ukraina Fokus untuk Mencegah Gerak Maju Pasukan Rusia di Garis Depan Donbas Sepanjang Lebih dari 300km

"Dan bukan salah kami jika itu (target) terletak di wilayah Rusia".

Kendala Ekspansi
Namun, tantangan untuk mengembangkan produksi dalam negeri tetap ada. Chmut, spesialis pertahanan, mengatakan bahwa salah satu hambatan untuk produksi massal adalah ketergantungan pada suku cadang yang dipasok dari luar negeri seperti mesin dan sistem komunikasi.

Dia dan AeroDrone juga mengatakan bahwa mendapatkan suku cadang melalui bea cukai bisa menjadi tantangan tersendiri.

Baca Juga: Rusia Menekan di Sepanjang Garis Depan Ukraina setelah Laporan Perlambatan Bakhmut

Proses untuk mendapatkan sertifikasi untuk penggunaan militer juga menjadi masalah. Reznikov mengatakan bahwa kementeriannya telah menyederhanakan proses tersebut, menguranginya menjadi beberapa minggu, padahal sebelumnya proses tersebut memakan waktu hingga dua tahun.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x