ZONA PRIANGAN - Bentrokan antara pasukan Ukraina dan Rusia terjadi di Bakhmut, kota timur yang hancur dan telah menjadi simbol keteguhan hati Kiev, sementara tujuh warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan artileri Ukraina di wilayah yang dikuasai Rusia.
Prajurit Ukraina di parit di luar Bakhmut mengatakan bahwa mereka siap untuk melancarkan serangan balik yang sudah dinantikan lama begitu cuaca membaik. Di tempat lain, rekrutan Ukraina yang lain berlatih keras untuk misi tempur baru.
Sementara di Beijing, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen mendesak pemimpin Cina, Xi Jinping, untuk menggunakan pengaruhnya agar Rusia menghentikan perang, yang telah memasuki bulan ke-14, dan datang ke meja perundingan.
Baca Juga: Presiden Macron Kunjungi Cina, AS dan Cina Berusaha Bersatu Hentikan Serangan Rusia di Ukraina
"Cina mendorong negosiasi damai dan mencari solusi politik," kata Xi, yang mencoba memposisikan Cina sebagai mediator potensial tetapi dipandang oleh Barat sebagai memihak Rusia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Xi mengatakan dia bersedia berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, kata von der Leyen.
Sumber diplomatik Prancis kemudian mengatakan China siap bekerja sama dengan Prancis untuk mendorong negosiasi.
Baca Juga: Polandia Kirim 10 Jet Tempur ke Ukraina, Zelenskiy: Pasukan Kami Tetap Berjuang di Bakhmut
Namun, seorang penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin menilai peluang negosiasi damai dimulai tahun ini "nol".