ZONA PRIANGAN - Ratusan dari jutaan orang di seluruh dunia menggunakan obat penurun kolesterol, seperti statin, namun tinjauan terbaru membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mendapatkan manfaat dari pengobatan tersebut.
Para ilmuwan mengatakan tinjauan terhadap 35 obat yang diuji coba secara acak, gagal memberikan manfaat secara konsisten untuk menurunkan risiko serangan jantung, stroke, atau mencegah kematian.
"Normalnya, ketika anda memiliki teori yang mengatakan sesuatu itu bermanfaat, itu seharusnya bermanfaat sampai kapan pun, namun tidak semua dari hasil studi ini memperlihatkan manfaatnya,” kata pemimpin studi Dr. Robert DuBroff.
Baca Juga: Pengusaha Kawasan Berikat Donasikan 500 APD dan 16 Ribu Masker untuk Kesehatan Masyarakat
DuBroff adalah profesor pengobatan klinis di divisi kardiologi dari Universitas New Mexico di Albuquerque, Amerika Serikat, apakah ini berarti DuBroff berpikir pasien seharusnya membuang obat penurun kolesterolnya? tidak perlu demikian.
“Saya kira ini keputusan antara pasien dan penyedia,” jelasnya, namun DuBroff menambahkan, "Jangan salah jalan dengan berpikir bahwa anda bisa memakai statin dan kemudian tidak memperhatikan faktor-faktor risiko lainnya," ujarnya.
"Jangan meremehkan manfaat dari perubahan gaya hidup: Menjaga bobot tubuh pada tingkatan yang diinginkan, konsumsi makanan sehat, olahraga secara teratur, dan jangan merokok," kata DuBroff.
Baca Juga: Mengisap Ganja Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Berbeda dengan hasil studi di atas, Asosiasi Jantung Amerika (AHA) selain menekankan pentingnya gaya hidup sehat, juga merekomendasikan bahwa orang tertentu bisa menggunakan pengobatan penurun kolesterol.