Network
ZONA PRIANGAN - Lithuania akan mengambil keputusan apakah akan keluar dari perjanjian yang mengatur sistem kelistrikan bersama Rusia, Belarus, dan tiga negara Baltik sebelum 6 Agustus. Keputusan ini didasarkan pada hasil dari tiga studi yang dilakukan untuk menilai dampak yang mungkin terjadi. Hal ini diumumkan oleh Menteri Energi Lithuania pada hari Senin lalu.
Estonia, Latvia, dan Lithuania, ketiganya adalah anggota NATO dan Uni Eropa, tetap terhubung dengan jaringan BRELL yang berasal dari zaman Soviet dengan Rusia dan Belarus. Ketergantungan ini terjadi karena operator Rusia yang bertanggung jawab atas frekuensi dan keseimbangan sistem kelistrikan di negara-negara tersebut.
Pada tahun 2018, ketiga negara tersebut sepakat untuk keluar dari jaringan BRELL dan bergabung dengan jaringan listrik Eropa pada tahun 2025. Namun Lithuania ingin keluar lebih awal, pada awal tahun 2024. Sementara Latvia dan Estonia belum setuju dengan rencana tersebut.
Baca Juga: Lithuania akan Menyerukan Sanksi atas Rencana Rusia untuk Mengembangkan Senjata Nuklir di Belarus
Menteri Energi Lithuania, Dainius Kreivys, mengatakan bahwa keputusan untuk keluar akan diambil setelah hasil dari tiga studi yang dilakukan oleh operator sistem kelistrikan di negara Baltik dan Institut Teknik Listrik Polandia dianalisis. Studi tersebut dijadwalkan akan selesai pada akhir Mei, menurut operator sistem kelistrikan Lithuania, Litgrid.
Kreivys mengatakan bahwa hasil studi juga dapat membuat negara-negara Baltik lainnya setuju untuk keluar lebih awal dari jaringan BRELL dengan Rusia.
"Kami melakukan studi ini atas permintaan Latvia dan Estonia. Kami sudah sepakat bahwa jika hasilnya positif, kami dapat keluar lebih awal ... Kami yakin hasilnya akan positif," katanya, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
