Krisis Sudan: Pertempuran Sengit Meletus Kembali Meski Ada Gencatan Senjata 72 Jam

- 26 April 2023, 06:13 WIB
Para pengungsi dari Sudan yang dilanda perang duduk di dalam pesawat militer saat mereka menunggu untuk diproses oleh anggota Pasukan Pertahanan Kenya (KDF) setibanya mereka di Bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya, 24 April.
Para pengungsi dari Sudan yang dilanda perang duduk di dalam pesawat militer saat mereka menunggu untuk diproses oleh anggota Pasukan Pertahanan Kenya (KDF) setibanya mereka di Bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya, 24 April. /REUTERS/Thomas Mukoya

ZONA PRIANGAN - Pertempuran pecah kembali di Sudan pada Selasa malam meskipun adanya deklarasi gencatan senjata oleh kelompok-kelompok yang bertikai ketika lebih banyak orang melarikan diri dari ibu kota Khartoum dan mantan pejabat, termasuk salah satu yang menghadapi tuduhan kejahatan perang internasional, meninggalkan penjara.

Pasukan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) sepakat untuk gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada Selasa setelah negosiasi yang dimediasi oleh AS dan Saudi Arabia.

Namun tembakan dan ledakan masih terdengar setelah malam hari di Omdurman, salah satu kota saudara Khartoum di Sungai Nil di mana tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi RSF, seorang wartawan Reuters mengatakan.

Baca Juga: Jutaan Orang Mengungsi Akibat Konflik Sudan: Negara Asing Berlomba-lomba Evakuasi Warganya

Tentara juga menggunakan drone untuk mencoba mengusir para pejuang dari kilang bahan bakar di Bahri, kota ketiga di pertemuan Sungai Nil Biru dan Nil Putih.

Sejak Sudan meletus dalam peperangan antara tentara dan RSF pada 15 April, yang merusak transisi menuju demokrasi sipil, pasukan paramiliter telah menyusup ke distrik perumahan dan tentara telah mencoba menargetkan mereka dari udara.

Pertempuran telah mengubah daerah perumahan menjadi medan perang. Serangan udara dan artileri telah menewaskan setidaknya 459 orang, melukai lebih dari 4.000, menghancurkan rumah sakit dan membatasi distribusi makanan di sebuah negara yang sudah bergantung pada bantuan untuk sepertiga dari 46 juta penduduknya.

Sebuah proyektil mengenai pusat medis Al-Roumi di Omdurman pada Selasa dan meledak di dalam fasilitas itu, melukai 13 orang, kata seorang pejabat rumah sakit.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x