ZONA PRIANGAN - Salman Rushdie novelis berdarah India merasa bersyukur ketika Pemerintah Iran mengeluarkan fatwa pembunuhan, saat itu belum ada internet.
"Orang-orang Iran harus mengirimkan fatwa melalui faks ke masjid-masjid," kata Salman Rushdie kepada majalah "Stern" Jerman.
Pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pembunuhan setelah Salman Rushdie menerbitkan buku berjudul 'The Satanic Verses' (Ayat-ayat Setan).
Namun, fatwa itu sedikit saja yang mengetahui karena belum ada internet dan masjid sedikit saja yang memiliki mesin faks.
Setelah satu dekade dari fatwa itu, Salman Rushdie menggambarkan hidupnya sebagai "relatif normal". Sebelumnya dia harus bersembunyi di Inggris.
Sebelum insiden penikaman di New York oleh tersangka Hadi Matar, Salman Rushdie sempat melakukan wawancara di Manhattan, Amerika Serikat dan dia tiba tanpa pengawal, tulis majalah Stern.
Rushdie membahas fatwa agama yang dikeluarkan terhadapnya di Iran pada tahun 1989.