“Pertama saya mulai mendekati mereka sambil ngobrol sambil membawa gorengan yang bisa mereka makan," ucapnya.
Pertemuan kedua juga demikian. Namun sambil menanyai identitas satu persatu dari mereka.
Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!
Siapa namanya, di mana rumahnya, anak siapa dan sebagainya, hingga latar belakang mereka berada di jalan.
"Setelah itu saya datangi ke rumah mereka dan menemui orang tuanya. Cukup lama melakukan pendekatan itu hampir dua tahunan,” ungkap Egi pemilik Sanggar Debu Jalanan.
Dari analisanya, Egi menyimpulkan bahwa anak jalanan sebuah komunitas yang rentan terhadap perlindungan pendidikan.
Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya
“Saya berpikir mereka harus berdaya dan tentu harus memiliki keterampilan dan ijazah,” ungkap Egi.
Selain membina anak jalanan, Egi juga mengelola Kolecer dan memiliki kegiatan Rabu Ceria dan Sabtu Seru untuk mengajak komunitasnya belajar.
Hingga di tahun 2017 anak-anak jalanan ini diajak untuk sekolah informal melalui Paket A, B dan C, ada sekitar 20 orang.