Vaksin Corona Moderna Memiliki Efek Samping Miokarditis, Begini Kata Dokter Samuel Pola Karta Sembiring

- 9 Oktober 2021, 09:14 WIB
Vaksin corona Moderna memiliki efek samping miokarditis.
Vaksin corona Moderna memiliki efek samping miokarditis. /Pixabay.com/Pexels

ZONA PRIANGAN - Beberapa negara yang berada di semenanjung Skandinavia, seperti Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark telah menghentikan penggunaan vaksin corona Moderna karena memiliki efek samping miokarditis alias peradangan pada lapisan tengah dinding jantung.

Miokarditis biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Kasus yang parah dapat melemahkan jantung, sehingga menyebabkan gagal jantung, detak jantung abnormal dan bahkan dapat menimbulkan kematian mendadak. Gejalanya berupa nyeri dada, detak jantung tidak normal dan sesak napas.

Di postingan terbarunya dari Instagram dr. Samuel Pola Karta Sembiring pada Jumat, 8 Oktober 2021 mengulas soal vaksin Moderna dan bagaimana jika kita sudah terlanjur divaksin oleh vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) itu.

Baca Juga: Febri Diansyah: Ketauan, Padahal yang Bongkar Kasus Tersebut Berawal dari Tim Penyidik Bagian dari 57 Eks KPK

"Swedia dan Denmark mulai stop pemberian Moderna untuk usia muda. Apakah kita harus mengikuti kebijakan ini?," tulis akun Instagram dr. Samuel Pola Karta Sembiring @doktersam di caption infografik yang diunggahnya pada Jumat, 8 Oktober 2021. Sambil memberi tagar #moderna #vaksin #miokarditis #miokarditisikoronavirus.

Dokter yang saat ini bertugas di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai dokter umum itu mengungkapkan bahwa sejak kemarin, halaman berita banyak mengulas tentang miokarditis akibat Moderna.

Swedia kemudian menyetop pemberian Moderna untuk usia di bawah 30 tahun. Sementara Denmark menyetop pemberian pada usia di bawah 18 tahun.

Baca Juga: Pria Asal Carolina Utara Nyaris Kehilangan Hadiah Senilai Rp2,79 Milar karena Lupa Telah Beli Tiket Lotre

Lebih lanjut dokter Sam, panggilan untuk dr. Samuel Pola Karta Sembiring, menjelaskan bahwa efek samping miokarditis akibat Moderna bukan hal baru. Kejadian miokarditis memang dapat terjadi pasca vaksin berplatform mRNA (seperti Moderna maupun Pfizer) namun dengan angka kejadian yang sangat kecil.

Apakah kita kelinci percobaan?

Bagi kelompok antivaksin, fenomena seperti ini mungkin dianggap seperti bahan percobaan karena seolah baru diketahui sekarang, sementara vaksin sudah terlanjur diberikan kepada masyarakat umum.

Baca Juga: Foto Satelit Perlihatkan Kesiapan China Menyerbu Taiwan dari Pangkalan Udara Provinsi Jiangxi

Bagaimana dengan Indonesia?

Moderna di Indonesia diberikan pada usia di atas 18 tahun. Sementara untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun diberi Sinovac atau Pfizer.

Perlukah kita mengikuti kebijakan di Swedia?

Hingga saat ini belum ada rekomendasi atau alasan yang cukup kuat untuk menghentikan pemberian Moderna pada mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Baca Juga: Trilogi Kelas Berat WBC, Tyson Fury Berjanji Ingin Menjilati Lagi Darah yang Mengucur dari Deontay Wilder

Bagaimana mengetahui kita mengalami miokarditis atau tidak?

Untuk mendiagnosis miokarditis ini butuh pemeriksaan penunjang seperti foto toraks, EKG, echocardiogram dan kadang bisa saja butuh biopsi jantung.

Kapan harus ke dokter?

Jika kamu mengeluhkan nyeri dada, sesak napas dan jantung berdebar, kamu boleh berkonsultasi dengan dokter jantung.

Apa kata CDC tentang hal ini?

- Miokarditis dapat saja terjadi setelah vaksinasi Moderna (lebih sering) maupun Pfizer, khususnya pada remaja laki-laki dan usia dewasa muda.

- Kejadian ini umumnya terjadi setelah dosis kedua. Biasanya beberapa hari setelah vaksinasi.

- Namun tidak perlu khawatir. Kebanyakan pasie ini merespon pengobatan dengan sangat baik dan dapat pulih segera.

Baca Juga: Krisis Energi di China Telah Berdampak Terhadap Segalanya, Dari Mulai iPhone Hingga Susu

Bagaimana kalau sudah terlanjur divaksin Moderna?

Tidak apa-apa.

Miokarditis akibat vaksin berplatform mRNA sebenarnya sangat jarang. Jika dibandingkan antara manfat dan kerugiannya maka jauh lebih besar manfaat yang diperoleh dengan vaksinasi Moderna dibandingkan tidak divaksin.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Instagram dr. Samuel Pola Karta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x