"Setelah sampai situ, bapak tiba-tiba keluar. Bapak keluar, saya kaget, saya angkat senjata," kata Adzan Romer.
Romer melihat Sambo dalam keadaan tangan kosong, kemudian mengangkat tangan sambil berkata kepadanya bahwa Putri Candrawathi berada di dalam rumah.
Baca Juga: Bharada E Membenarkan Bahwa Putri Candrawathi Ikut Menembak Brigadir J
Lebih lanjut, Romer mengatakan sempat disikut oleh Sambo saat dirinya masuk lagi ke dalam rumah sambil berkata, "Kalian tidak bisa jaga Ibu [Putri Candrawathi]" dengan nada keras dan membentak.
Sebelum peristiwa terjadi, Romer mengaku melihat senjata jenis HS berkaliber 9 mm yang jatuh dari tangan Sambo, bukan berjenis Glock-17, usai turun dari mobil yang ia antarkan menuju rumah Duren Tiga.
"Setelah turun, sekitar selangkah, dua langkah senjata jatuh. Saya sebagai ADC (Aide de Camp/ajudan) mau ambil senjata, pas saya mau ambil sudah keduluan," katanya.
Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Menduga Kematian Brigadir J Disebabkan oleh Pembunuhan Berencana
Kemudian Sambo memungut senjata HS tersebut dengan sarung tangan hitam dan dimasukkan ke dalam saku celana kanan pakaian dinas lengkap (PDL) yang dikenakannya.
Romer mengaku mendapat draf BAP yang sudah disiapkan saat diperiksa oleh penyidik Polres Jakarta Selatan dan berlangsung di Gedung Divisi Propam Polri.
Ia mengakui ada keterangan yang diberikannya dalam BAP berbeda dengan keterangan yang diberikannya dalam kesaksian di persidangan.