Ruas Jalan Provinsi antara Maja-Talaga Rusak dan Lama Tidak Diperbaiki

- 30 Januari 2023, 08:52 WIB
Warga mengeluh, Jalan Provinsi antara Maja-Talaga rusak dan tak kunjung diperbaiki.
Warga mengeluh, Jalan Provinsi antara Maja-Talaga rusak dan tak kunjung diperbaiki. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Warga Desa Cimeong, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka tanami pisang dan menyimpan rumput di jalan berlubang di Ruas Jalan Provinsi antara Maja-Talaga sebagai bentuk protes terhadap kerusakan jalan yang sudah cukup lama.

Warga setempat menanam pisang di jalan berlubang yang cukup besar sekaligus sebagai tanda agar pengguna jalan tidak melintasi titik tersebut agar terhindar dari kecelakaan. Karena menurut sejumlah warga, banyak pengendara sepeda motor yang terjebak di lubang jalan dan nyaris terjadi kecelakaan lalulintas, ada juga yang pelk sepeda motornya hingga penyok akibat melaju kencang kemudian masuk lubang jalan. Sepeda motor oleng hingga nyaris terjatuh.

“Ada juga yang sampai terjatuh karena lubangnya cukup dalam,” ungkap Ikin warga setempat, Minggu (29/1/2023).

Baca Juga: Keluhan Orang Tua yang Menolak Anaknya Studi ke Bali, Pihak Sekolah: Wajib ikut, Karena Sudah Bayar Hotel!

Kondiri tersebut sempat dialami juga oleh pengendara roda empat karena mereka sulit menajri jalan yang mulus akhirnya terus terjebak di jalan berlubang.

Lubang jalan antara Cikebo, Kecamatan Maja hingga Kecamatan Banjaran ada yang mencapai ukuran 50 cm X 3 meter dengan kedalaman lubang 15 cm. Pengendara roda empat maupun roda dua sulit mencari jalan yang bisa dilintasi agar terhindar dari lubang jalan. Sebagian lubang diisi tanah ada juga yang menggunakan bata merah dan matrial bangunan agar lubang tidak terlalu dalam namun sedikit tertutup

Sri Susilawati yang setiap hari melintasi jalan tersebut menggunakan kendaraan umum menyebutkan, rusaknya ruas jalan Maja-Talaga sudah bertahun-tahun, hanya sekarang ini kerusakan sangat parah. Mulai wilayah Cikebo-Lebaklarang-Cihaur-Cimeong dirasakannya sudah belasan tahun tidak diperbaiki.

Baca Juga: Luapan Air Sungai Cikamangi Membuat Puluhan Rumah di Leuweunghapit Majalengka Terendam

“Tiap hari pulang pergi lumayan cape, biasanya bisa tidur di jalan karena cape, sekarang mah boro-boro. Kalau naik kendaraan umum roda masuk lubang badan sering terapung. mani ancul-anculan badan teh da jalana ruksak,” ungkap Sri asal Kecamatan Cigasong  yang setiap hari Senin hingga Jumat pulang pergi ke Talaga.

Piping dan Abduh asal Kecamatan Banjaran mengungkapkan hal senada, kerusakan jalan sudah sangat lama dan dikeluhkan oleh para pengguna jalan, namun perbaikan tak kunjung dilakukan. Rusaknya jalan tak hanya berdampak pada tubuh namun juga kondisi kendaraan yang kerap rusak karena ban menginjak jalan berlubang.

“Jalan ke Majalengka yang harusnya bisa ditempuh setengah jam bisa satu jam lebih karena harus sangat hati-hati.” ungkap Abduh.

Baca Juga: Majalengka Kini Miliki Gedung Creative Center

Menurut Piping kerusakan yang paling parah diperkirakan sepanjang kurang lebih 5 km, antara Cikebo-Banjaran, selebihnya rusak sedang, walaupun berlubang untuk sepeda motor jalan masih bisa dipilih selama tidak berpapasan dengan kendaraan lain.

Sejumlah warga lainnya bicara cukup ekstrim dalam memprotes jalan hingga membandingkan perbaikan jalan yang jarang dilakukan dan katanya pemerintah lebih memilih pembangunan gedung dan taman di mana-mana. Padahal menurut mereka perbaikan jalan tak kalah penting dibanding pembangunan sektor lain, karena jalan salah satu penunjang lancarnya roda ekonomi.

Mereka berharap perbaikan jalan segera dilakukan agar lalulintas bisa berjalan lancar juga nyaman, kecelakaanpun bisa lebih diantisipasi. Selain itu jika dilakukan perbaikan jalan kualitasnya lebih diperhatikan agar jalan bisa awet.

Baca Juga: Makam Keramat Dirusak, Dugaan Dilakukan oleh Orang yang Sedang Mencari Ilmu Kebatinan

“Coba saja sekarang jalan diperkotaan ruas jalan Abdul Halim, penambalan bisa tiga empat kali dalam setahun di titik yang sama, terutama jalan yang bergelombang di bagian yang dekat dengan pembatas jalan. Dan caranya sama bagian permukaan jalan dikeruk diisi batu seplit diaspal lagi beberapa bulan kemudian jalan rusak lagi, itu terus berulang, sekarang dengan batu belah, kita lihat kedepan bisa bertahan berapa lama,” ungkap Dede yang mengaku memiliki beberapa dokumen pelaksanaan penambalan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x