Tantangan Berat Pemain Muslim: Puasa Ramadan dan Kebijakan Ketat Federasi Sepak Bola Prancis

- 29 Maret 2024, 21:00 WIB
Pemain timnas Prancis berpose untuk fotografer sebelum menjalani pertandingan persahabatan melawan timnas Jerman di Dortmund, Jerman pada 12 September 2023.
Pemain timnas Prancis berpose untuk fotografer sebelum menjalani pertandingan persahabatan melawan timnas Jerman di Dortmund, Jerman pada 12 September 2023. /AP Photo/Martin Meissner, File

ZONA PRIANGAN - Bagi pemain sepak bola Muslim di Prancis yang sangat sekuler, menjalankan puasa Ramadan adalah tugas yang berat, dan hal ini tidak akan berubah. Mengacu pada prinsip netralitas agama yang diamanatkan dalam konstitusi Prancis, federasi sepak bola negara ini tidak memudahkan para pemain internasional yang ingin menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam selama bulan suci Ramadan.

Menjelang kamp latihan yang berlangsung pada bulan Maret, federasi tersebut menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak akan mengubah jadwal makan dan latihan untuk menyesuaikan pemain yang ingin sepenuhnya menjalankan ritual keagamaan.

Beberapa politisi sayap kiri, pelatih, dan mantan pemain pun merasa marah; federasi membantah tuduhan diskriminasi agama.

Baca Juga: Manuel Neuer Absen dari Pertandingan Persahabatan Jerman melawan Prancis dan Belanda

Pandangan sekuler di Prancis juga mencegah wasit liga untuk memberikan jeda dalam pertandingan untuk memungkinkan pemain Muslim untuk berbuka puasa dengan makanan ringan dan minuman di pinggir lapangan selama pertandingan malam.

Jeda semacam itu telah diizinkan di negara-negara tetangga seperti Jerman, Inggris, dan Belanda.

Sekularisme Prancis, sambil mengafirmasi kebebasan beragama, menyatakan bahwa negara tidak memihak kepada agama mana pun dan tetap netral.

Baca Juga: Antusiasme Tinggi Menuju Olimpiade Paris: Tim Sepak Bola Wanita AS Hadapi Ujian Berat

Federasi sepak bola Prancis (FFF) mengatakan bahwa bagian dari misinya adalah untuk mempertahankan ketaatan ketat negara terhadap sekularisme dalam kehidupan publik.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x