Sony Jepang dan Honda Motor Menandatangani Pendirian Perusahaan Patungan untuk Menjual Mobil Listrik pada 2025

- 19 Juni 2022, 12:02 WIB
Logo Sony Corp dan Honda Motor difoto di tempat konferensi pers bersama di Tokyo, Jepang, 4 Maret 2022.
Logo Sony Corp dan Honda Motor difoto di tempat konferensi pers bersama di Tokyo, Jepang, 4 Maret 2022. /REUTERS/Kim Kyung-Hoon

ZONA PRIANGAN - Sony Jepang dan Honda Motor pada Kamis secara resmi menyetujui pendirian perusahaan patungan yang dimiliki bersama yang akan mulai menjual mobil listrik pada 2025.

Honda, seperti saingan yang lebih besar Toyota Motor, lebih lambat beralih ke kendaraan listrik (EV) daripada pembuat mobil global lainnya dan berada di bawah tekanan dari investor untuk membuat mobil yang bebas karbon dan dilengkapi dengan teknologi baru seperti fitur 'self-driving'.

Pembuat mobil, yang hanya menawarkan satu EV, Honda e, mengatakan pihaknya berencana untuk meluncurkan 30 model EV dan membuat sekitar 2 juta EV setiap tahun pada tahun 2030.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Minggu 19 Juni 2022: Pria Misterius Membantu Rendy Menangkap Ricky, Elsa Mengancam Bunuh Diri

Perusahaan patungan Sony dan Honda ini, pertama kali diumumkan pada bulan Maret dan diberi nama Sony Honda Mobility, Honda akan membawa keahliannya dalam membangun dan menjual mobil dan Sony akan menyuntikkan perangkat lunak dan teknologinya, kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

Setiap perusahaan akan menginvestasikan modalnya di perusahaan patungan tersebut sebesar 5 miliar yen atau sekitar Rp549,6 miliar.

Yasuhide Mizuno, seorang eksekutif senior Honda, akan menjabat sebagai ketua dan CEO Sony Honda Mobility, dan Izumi Kawanishi, seorang wakil presiden eksekutif di Sony, akan menjadi presiden dan chief operating officer.

Baca Juga: Militer Ukraina Menggunakan Howitzer M777 Sumbangan AS untuk Menghancurkan Tank Rusia di Severodonetsk

Honda, pembuat model populer seperti Accord dan Civic, berurusan dengan margin keuntungan yang semakin menurun karena biaya bahan baku yang melonjak tinggi dan krisis chip global mengganggu proses produksi.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x