Ratusan kemitraan antara institusi Rusia dan Barat telah dihentikan jika tidak dibatalkan sama sekali, kata para ilmuwan, karena invasi telah mengurai bertahun-tahun yang dihabiskan untuk membangun kerja sama internasional setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Banyak saluran komunikasi ditutup dan perjalanan penelitian ditunda tanpa batas waktu.
Proyek-proyek yang terkena dampak penangguhan bantuan Barat termasuk pembangunan fasilitas penelitian berteknologi tinggi di Rusia, seperti penumbuk ion dan reaktor neutron di mana Eropa menjanjikan pembiayaan hingga 25 juta euro atau sekitar Rp390 miliar.
Teknologi semacam itu akan membuka generasi penelitian yang dapat berkontribusi dalam segala hal mulai dari fisika dasar hingga pengembangan bahan baru, bahan bakar dan obat-obatan, kata para ilmuwan.
Kontribusi 15 juta euro atau sekitar Rp234 miliar lainnya untuk merancang bahan rendah karbon dan teknologi baterai yang dibutuhkan dalam transisi energi untuk memerangi perubahan iklim juga telah dibekukan, setelah Uni Eropa mengentikan semua kerja sama dengan entitas Rusia pada bulan lalu.***