Studi Menunjukkan Wahana Antariksa Penabrak Asteroid 'Sukses Secara Fenomenal'

- 2 Maret 2023, 20:58 WIB
Gambar ini menggambarkan wahana antariksa DART milik NASA dan dua panel surya yang panjang di atas lokasi tumbukan dengan asteroid Dimorphos pada bulan September 2022.
Gambar ini menggambarkan wahana antariksa DART milik NASA dan dua panel surya yang panjang di atas lokasi tumbukan dengan asteroid Dimorphos pada bulan September 2022. /NASA/Johns Hopkins APL/Handout via REUTERS

Dimorphos adalah moonlet dari Didymos, yang didefinisikan sebagai asteroid dekat Bumi dan memiliki bentuk seperti gasing yang berputar di ruang angkasa dengan diameter sekitar setengah mil atau sekitar 780 meter. Kedua objek ini tidak membahayakan Bumi.

"Kami mencoba mengubah jumlah waktu yang dibutuhkan Dimorphos untuk mengorbit di sekitar Didymos dengan menabrakkan diri dengan Dimorphos," kata ilmuwan planet dari Northern Arizona University, Cristina Thomas, penulis utama studi lain yang dipublikasikan di jurnal Nature.

Baca Juga: Kapsul Orion NASA Kembali ke Bumi, Membatasi Penerbangan Artemis I Mengelilingi Bumi

"Momentum tabrakan dan momentum materi yang terlontar, keduanya berperan mengurangi waktu yang dibutuhkan Dimorphos untuk mengorbit sebanyak 33 menit. Hal ini juga menyebabkan objek tersebut mengorbit sedikit lebih dekat ke Didymos," kata Thomas.

Sebelum tabrakan, periode orbitnya adalah 11 jam 55 menit. Sekarang 11 jam dan 22 menit. Perkiraan NASA sebelumnya, yang diumumkan pada bulan Oktober, adalah perubahan orbit selama 32 menit. Tolok ukur keberhasilan telah ditetapkan sebagai perubahan setidaknya 1 menit dan 13 detik.

Para ilmuwan memberikan penjelasan demi penjelasan tentang bagaimana tabrakan itu terjadi.

Baca Juga: NASA Mengubah 'Gema Cahaya' dari Lubang Hitam Menjadi Cahaya

"Pertama, salah satu panel surya pesawat ruang angkasa langsung menabrak batu besar di dekat lokasi tabrakan. Selanjutnya, panel surya kedua menyerempet batu besar lainnya. Akhirnya, bus wahana antariksa - kotak di antara panel surya - menabrak di antara dua batu besar ini," kata Daly.

"Kami menduga kedua batu besar ini hancur. Setelah tabrakan, ejecta (serpihan yang terlontar ke angkasa) diluncurkan dari permukaan untuk beberapa saat," tambah Daly, seraya mengatakan bahwa citra satelit dan teleskop menunjukkan sejumlah besar material tersebut.

Penelitian ini juga mengklarifikasi rincian seperti lokasi tumbukan yang tepat dan sudut tumbukan.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x