Siswa-Siswi Korban Pengenalan Alam di Sungai Cileueur Akan Didampingi Psikolog

20 Oktober 2021, 10:33 WIB
trauma yang berlebihan hingga menganggu psikis anak. /Pixabay/Gerd Altmann

ZONA PRIANGAN - Bupati Majalengka akan menyiapkan psikolog untuk melakukan pendampingan psikolog bagi Faisal Saiful Alif (13) warga Desa Wangkelang, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka, korban yang selamat pada tragedi pengenalan alam di Sungai Cileueur, Ciamis bersama sejulah temannya yang duduk di bangku MTs.

Disampaikan Bupati Majalengka Karna Sobahi Senin 18 Oktober 2021 saat mengunjungi keluarga korban meninggal dan korban selamat di Desa Wangkelang, pendampingan diberikan kepada Faisal agar tidak mengalami trauma yang berlebihan hingga menganggu psikis anak.

“Pendampingan untuk menghilangkan rasa traumatik, jangan sampai terus membayangkan kejadian yang dialaminya dan menganggu ketenangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu terafi, nanti kita siapkan psikiater atau psikolog untuk membantu menghilangkan trauma yang berkepanjangan,” ungkap Bupati yang terlebih dulu menyampaikan bela sungkawa terhadap dua korban meninggal di Cikijing dan Cingambul.

Baca Juga: Mantan Perawat di Texas Dituntut Hukuman Mati, Dinyatakan Bersalah Membunuh 4 Pasien dengan Perasaan Senang

Dia mengaku akan segera melakukan komunikasi dengan dokter Rumah Sakit Majalengka, kemungkinan dilakukan pendampingan bagi Faisal.

Disisi lain dia berharap apa yang menimpa sejumlah siswa di Ciamis jangan sampai terulang lagi apalagi menimpa siswa siswi di Kabupaten Majalengka. Karenanya dia meminta semua Kepala Sekolah di Kabupaten Majalengka agar melaporkan setiap kegiat ekstra kurikuler yang diselenggarakan sekolah kepada Dinas pendidikan .

Kegiatan-kegiatan yang mengandung resiko harus dilakukan oleh instruktur yang ahli di bidangnya seperti BPBD atau Tim SAR serta harus ada persetujuan dari orang tua siswa masing-masing.

Baca Juga: Seekor Singa Gunung Berkeliaran dan Sempat Membuat Takut Warga Kompleks Kondominium California

Sementara itu Sekretaris Dewan Pendidikan Majalengka Dede Suparman mengatakan, saat ini kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih belum normal, seiring masih Pandemi. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah belum bisa ilakukan secara penuh. Kalaupun mungkin dialihkan dengan kegiatan yang lain, yang sesuai dengan penerapan PPKM.

Kendati demikian, ketika di masa masa normal, aktivitas di sekolah sudah seharusnya memikirkan masalah keselamatan. Apalagi, aktivitas susur sungai sendiri masuk ke dalam bagian kegiatan ekstrakulikuler.

"Kegiatan susur sungai mah sekadar bagian dari ekstra kurikuler, yang seharusnya bisa dipilih kegiatan yang tidak tidak terlepas dari Prokes," ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan-kegiatan sekolah atau apapun yang beresiko terhadap keselamatan jiwa siswa harus mendapat ijin terlebih dulu dari orang tua masing-masing dan ditandatangani diatas kertas bermaterai. Sama seperti halnya pembelajaran tatap muka yang harus memperolehh ijin orang tua.

Baca Juga: Anthony Sinisuka Ginting Sering Menipu, Ini Daftar Nama Para Korbannya

Selain itu dalam pelaksanaannya jika akan melakukan susur sungai maka semua siswa harus mendapat fasilitas pengamanan, berupa pelampung, helm dan sebagainya dan yang penting pula adalah didampingi oleh instrutur baik dari BPBD atau tim SAR lainnya. Dengan begitu mereka akan mendapatkan bimbingan secara teori dan praktek.

“Orang dewasa saja kalau ke sungai menggenakan pelampung dan helm,” katanya.

Selain itu menurutnya banyak kegiatan ekstrakurikuler mengenai pengenalan lingkungan yang bisa lebih bermanfaat bagi anak dan lingkungan, tidak harus menyusuri sungai yang penuh resiko tanpa dibarengi pendamping dan alat pengaman.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler