Hati-hati Gempa di Kota Bandung Berkekuatan Magnitude 6,8-6,9 Akibat Sesar Lembang

- 24 Januari 2021, 12:32 WIB
IUSTRASI bencana alam gempa.*
IUSTRASI bencana alam gempa.* /Pixabay /Hatice EROL

ZONA PRIANGAN - Pergerakan tanah di Sesar Lembang sempat mengkhawatirkan karena pernah memicu 14 gempa periode 2010-2012.

Berdasarkan kondisi itu, masyarakat merasa khawatir akan terjadi gempa lebih dahsyat yang didorong Sesar Lembang.

Namun, hingga akhir 2020 Sesar Lembang belum menimbulkan bencana yang menakutkan.

Baca Juga: Angka 4-26-42-50-60 Merupakan Nomor Keberuntungan Tahun 2021

Para pakar menyebut Sesar Lembang dalam kondisi tidur dan itu tetap harus diwaspadai.

Mengapa harus diwaspadai? Karena Sesar Lembang justru sedang mengumpulkan tenaga yang mampu menghasilkan gempa terbaru.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, jika tenaga belum terkumpul, Sesar Lembang tidak memicu gempa.

Baca Juga: Mbak You Akan Mati di Tahun 2021

Kasie Data dan Informasi BMKG Bandung, Rasmid mengingatkan, Sesar Lembang tetap membahayakan.

Pasalnya, lanjut Rasmid, gempa terjadi ketika energi yang dikumpulkan Sesar Lembang telah cukup.

Sesar Lembang sendiri sudah melepaskan energinya pada periode 2010-2012 lalu.

Baca Juga: Starbucks Tutup Sementara

Sehingga saat tidak menunjukan adanya pergerakan sama sekali, artinya Sesar Lembang masih dalam proses pengumpulan energi untuk dihempaskan.

Sebagaimana diberitakan prfmnews.id sebelumnya dalam artikel "Sesar Lembang Sudah Dua Tahun 'Tidur' Bikin BMKG dan Warga Harus Makin Waspada, Kenapa?".

Gempa bumi itu ketika dia sudah terkumpul energinya, baru dia akan dilepaskan.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Tangan Sering Kesemutan, Itu Sebagai Salah Satu Tanda Penyakit Berbahaya

Sesar Lembang ini sudah dilepaskan pada tahun 2010-2012. Dari tahun 2012 ke sini, itu adalah masa-masa pengumpulan energi.

"Jadi masa-masa tenang dia mengumpulkan energi lagi dan suatu saat dia akan melepaskan energi tersebut,” ucapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 23 Januari 2021.

Ia pun tak menampik jika banyak orang yang mengira bahwa Sesar Lembang sudah tidak aktif lagi.

Baca Juga: Perusahaan Unik, Absensi Karyawan Berupa Salat Dhuha, Hafal Alquran 1 Juz Dapat Hadiah Umrah

Sehingga banyak pengembang yang membangun pemukiman di lokasi yang berdekatan dengan Sesar Lembang.

“Karena sudah terlanjur ada pemukiman, kantor pemerintahan juga, ada tempat wisata, maka kita tidak bisa apa-apa," ujar Rasmid

Namun upaya mengingatkan tetap dilakukan. Di antaranya, mengenalkan pada masyarakat bahwa di sekitar wilayah itu ada ancaman yang cukup besar.

Baca Juga: Ciuman dengan Hidung Basah Pertanda Sudah Suka dan Makin Sayang, Jangan Lepaskan!

"Sesar Lembang yang suatu saat bisa saja bergerak,” kata dia.

Untuk itu, pihaknya bersama sejumlah instansi terkait melakukan edukasi terkait apa yang harus dilakukan saat gempa, sebelum gempa, dan setelah gempa.

Selain itu, ia meminta para pengembang atau warga yang hendak membangun tempat tinggal untuk memperhatikan aturan yang ada guna meminimalisir risiko bencana.

Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini

Seperti diketahui Sesar Lembang membentang kurang lebih 29 KM. Sesar Lembang ini diketahui meliputi Padalarang, Lembang, Maribaya, Gunung Batu, hingga Gunung Manglayang.

“Kami sudah petakan dari mulai Padalarang, Kota Lembang, Maribaya, Gunung Batu, sampai Gunung Manglayang. BNPB pun akan membuat rambu peringatan,” jelas Rasmid.

Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi tiga segmen, yakni segmen timur Gunung Manglayang, segmen tengah Lembang, dan segmen barat di Padalarang.

Baca Juga: Ingin Terkenal Lewat Video YouTube, Anak 11 Tahun Justru Tergilas Roda Kereta Api

Jika ketiga segmen tersebut bergerak bersamaan, maka kemungkinan gempa yang dihasilkan adalah magnitude 6,8-6,9.

Sementara jika bergerak di saat yang berbeda, maka gempa yang dihasilkan magnitudonya 2,5-3.

“Bukan bermaksud menakuti, tapi kita harus bersiaga. Berdasarkan sejarah kegempaan yang di Sesar Lembang yang panjangnya antara 25-29 KM, terdiri dari 3 segmen,” kata dia.

Baca Juga: Suami Mbak You Ternyata Seekor Siluman Ular Bernama Kiai Slamet

Menurut BMKG, paling lama gempa bakal terasa di Kota Bandung karena Kota Bandung berada di cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna.

Akan terasa di Kota Bandung, karena dulunya cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna.

"Ketika ada gelombang seismik yang masuk ke dalam cekungan, maka gelombang itu akan bergetar lebih lama dibandingkan dengan getaran di pusatnya di Lembang,” ujarnya.

Baca Juga: Perusahaan China Akan Bangun Smelter, Kelola Tambang Tembaga di Halmahera

Untuk itu Rasmid meminta warga waspada akan potensi bencana ini. Salah satunya dengan melihat perkembangan gempa di website BMKG.

“Kita harus menyiapkan diri, bisa dibuka di website BMKG untuk melihat apa yang bisa dilakukan di saat sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi,” tutupnya.***(Haidar Rais/prfmnews.id)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah