Refly Harun: Bola Panas Hubungan Megawati dan Jokowi Adalah Penunjukan Siapa yang Menjadi Calon Presiden 2024

- 12 Januari 2022, 17:12 WIB
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisis bola panas hubungan Megawati dan Jokowi ke depan.
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisis bola panas hubungan Megawati dan Jokowi ke depan. /Tangkapna layar Youtube.com/Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri melontarkan kritik cukup pedas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pidato politiknya di HUT ke 49 PDIP, Megawati mengkritik pemerintahan Jokowi yang belum mampu mengatasi tidak stabilnya harga sembako.

Megawati juga mengaku geram karena pada saat Indonesia dihantam pandemi, masih bergantung pada impor alat kesehatan.

Baca Juga: Refly Harun: Seharusnya Jokowi Berterima Kasih Kepada Orang yang Sudah Melaporkan Gibran dan Kaesang Pangarep

Dalam channel youtube pribadinya Rabu 12 Januari 2022, ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun, mengatakan ada dua hal yang harus digaris bawahi ketika Megawati menyampaikan kritiknya. Megawati adalah ketua umum partai politik.

Walaupun dia The Ruling party, tapi dia ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat bahwa PDIP tidak hilang kekritisannya meskipun dia merupakan the ruling party. Artinya kritik kepada pemerintah akan kritik kepada PDIP sendiri.

"Saya termasuk orang yang suka mendengarkan kritik ya apalagi orang lingkar pemerintah mengkritik pemerintah sendiri itu menurut saya baik-baik saja harusnya begitu,"ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung: Setelah Melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, Ubedilah Badrun Terancam Dipecat

Kata Refly Harun jadi jangan sungkan antar pemerintah menyampaikan kritik biar kemudian bisa diambil solusi terbaik dan masyarakat disuguhi sebuah pemikiran yang cerdas dan juga tidak dituduh karena sakit hati, tidak dapat jabatan, kita enak juga mendengarkan kritik dari Megawati.

Refly Harun menambahkan soal etis dan tidak etis menyampaikan kritik itu soal lain. Tapi fenomena yang ingin saya garis bawahi adalah soal bagaimana hubungan Megawati dan Jokowi. kalau saya pribadi merasa bahwa Bola panas hubungan Megawati dan Jokowi Adalah penunjukan siapa yang menjadi calon presiden tahun 2024.

"Jokowi rasanya akan lebih condong kepada Ganjar Pranowo. Selain itu dia punya anak mas lain mungkin Ahok, dan Erick Thohir yang sekarang sedang rajin-rajinnya melakukan pencitraan. Jadi 3 orang ini penting tapi Ganjar yang terdepan pastinya.

Baca Juga: Refly Harun: Anies Baswedan Dijegal Oligarki dan Tidak Ikut Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Melenggang ke Istana

"Kalau Ganjar yang menjadi calon presiden. Apa mungkin Puan Maharani mau jadi wakil presidennya. Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik apalagi ada yang mulai mau masang masangkan mereka. Apalagi PDIP di jamin 20% kalau seandainya Presidential Threshold tidak dihapuskan. tapi skenario lain mengatakan Prabowo dengan Puan Maharani. Prabowo sudah dalam kendali Megawati sekarang sudah dalam kendali oligarki istana,"ujar Refly Harun.

Mneurut Refly, Prabowo bukan lagi pejuang yang ingin membunuh atau menghapuskan oligarki. Tetapi dia adalah sudah menjadi bagian dari Oligarki itu sendiri. dan skenario lainnya adalah Prabowo-Puan Maharani.

Kalau skneario tersebut terjadi, ada kerugian bagi PDIP. Mereka hanya mendapatkan jabatan wakil dan bisa jadi mereka bisa kalah dalam pemilihan anggota legislatif dengan Gerindra.

Baca Juga: Refly Harun: Yang Dicari Atas Kasus Habib Bahar Adalah Kebenaran Bukan Pembenaran

Karena itulah Dilema akan terjadi di satu sisi Megawati ingin menyelamatkan trah Soekarno dan itu Putri mahkota. Tapi di sisi lain dia juga pasti dituntut oleh kader-kader PDIP untuk mencalonkan orang yang memang kuat, apalagi Ganjar Pranowo bisa membuktikan misalnya dia di hasil survei adalah nomor satu.

"Ini yang menjadi soal sebenarnya dari hubungan Megawati dan Jokowi. kalau Ganjar Pranowo disepakati, Megawati selesai. Jokowi saya kira jalan baik. tapi kalau Ganjar Pranowo tidak disepakati Jokowi dan Megawati lebih memilih Puan Maharani untuk dijadikan wakil saja sementara presidennya Prabowo, maka akan terjadi katakanlah bedol Desa sebagian pemilih PDIP,"ujar Refly Harun.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x