Refly Harun: Berharap Ada Keretakan di Elite Istana Saat ini dan Mereka Tidak Kompak Lagi

- 15 Januari 2022, 06:15 WIB
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun.
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun. /Tangkapan layar Youtube.com/Refly Harun



ZONA PRIANGAN - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan menganalisis skenario terkait peluang-peluang dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang tayang di Channel YouTube Refly Harun yang diunggah Jumat 14 Januari 2022.

Menurut Refly Harun ini menarik karena kalau elite politik dan elite istana kompak demokrasi takkan ada. Tetapi kalau tidak kompak masih ada peluang bagi demokratisasi dan genuine presidential election seandainya Presidential Threshold (PT) tetap 20%.

Baca Juga: Rocky Gerung: Selalu Ada Dorongan Oligarki Bertahan Lama, Megawati Menolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

"Tapi kalau PT 0% kita nggak pusing lagi, mau Ganjar Pranowo, mau Puan Maharani dan lain sebagainya itu semua menjadi bagian dari dinamika. Ganjar bisa nyalon, Puan bisa nyalon yang lain juga bisa nyalon,"ujarnya.

Kata Refly, tapi kalau misalnya katakanlah koalisi 82 persen atau tujuh partai itu kompak dan mereka hanya membelah dua, siapapun yang dicalonkan akan menang. Apakah itu Prabowo-Puan atau Ganjar dengan pasangan lain kalau dia didukung oleh koalisi istana dan dihadapkan dengan calon boneka, pasti Prabowo menang.

Refly harun memberikan contoh misalnya pasangan Prabowo-Puan dihadapkan dengan pasangan lain tapi bukan Ganjar dan bukan juga Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli karena ini spektrum di luar. "Ya katakanlah ketua ketua umum partai yang tersisa untuk Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Suharso Monoarfa, Surya Paloh, maka peluang Prabowo menang tinggi,"ujarnya.

Baca Juga: Refly Harun: Anies Baswedan Usir yang Nyanyi Lagu Giring Ganesha, Kita Bisa Tertawa dengan Satire Politik

Refly menjelaskan analisisnya kalau seandainya Ganjar Pranowo yang dicalonkan dilawankan ini, peluang juga menang tinggi tapi masalahnya Prabowo akan kemana, perahu Gerindra apakah tetap gabung dengan Koalisi istana tentu dengan kompensasi sosial politiknya, atau dia mau jual dalam tanda kutip ke luar koalisi istana, misalnya Gerindra mengdorse katakanlah Anies-Gatot sebagai dan presiden dan wakil presiden atau Anies-AHY atau Gatot-Anies atau Gatot-AHY.

Intinya adalah bahwa ada penantang di luar istana yang betul-betul menyebabkan adanya genuine presidential election. 

"Kalau saya berharap ya oligarki kekuasaan jangan kompak biar ada persaingan yang genuine dalam pemilihan presiden. Semaunya saya Ganjar nyalon, Puan juga nyalon juga, tapi dari dua perahu yang berbeda,"ungkapnya.

Baca Juga: Rocky Gerung: Setelah Melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, Ubedilah Badrun Terancam Dipecat

Kalau dari perahu yang sama ya nggak papa tapi Prabowo nyalon tetapi di luar orbit istana jadi kita akan mendapatkan banyak calon dan barang kali aja genuine presidensial election.

Sebenarnya kalau mau ada 4 calon juga bisa, kalau misalnya Ganjar Puan misalnya maju Prabowo gandeng satu partai kemudian PPP, PAN dan PKB gabung jadi satu Nasdem misalnya gabung dengan siapa gitu, maka akan terjadi empat calonnya.

"Mudah-mudahan ada keretakan keretakan di elite istana saat ini mereka tidak kompak lagi yang 82 persen itu sehingga bisa terjadi genuine presidential election seandainya tetap 20%. Tapi kalau tidak 20% Nah itu jauh lebih gampang untuk menghadirkan calon-calon yang tidak berasal dari rahim atau kubu yang sama,"ujar Refly Harun.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x