Mulai membuka plastik untuk melayani pembeli yang ingin menggunakan plastik dan membawa makanannya pulang, memasukan bakso dan airnya ke dalam plastik dengan disandarkan ke ujung panci hingga mengikat plastik dengan jarinya.
Dia pun mengaku mahir menulis dan melakukan pekerjaan kasar di rumahnya. Hanya untuk membuat bakso dilakukan oleh sitrinya.
Baca Juga: Ada Loh, Teman yang Nanti Menolong Kita Masuk Surga, Ini Ciri-cirinya
Itupun bukan tak mampu namun berbagi pekerjaan. Saat istrinya mencetak bakso, Bedil mengerjakan pekerjaan lainnya seperti menyiapkan bumbu, sambal, mi dan soun dan sebagainya dan menatanya digerobak.
Setelah semua persiapan untuk berjualan beres, sekira pukul 09.30 WIB dia mulai berangkat berkeliling di sekitar Kelurahan Tonjong.
Dia tidak melewatkan Dhuhur berjamaah di Masjid Tonjong sekaligus menunggu pembeli dari mereka yang telah menunaikan salat. Dan baru kembali pulang ke rumah setelah dagangan habis sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan
Uang hasil berjualan, diserahkan kepada istrinya sebesar Rp100.000 untuk keperluan belanja rumah tangga.
Selebihnya disimpan untuk biaya sekolah ketiga anaknya dan modal jualan berikutnya.
“Rame tidak rame berjualan, belanja dapur untuk istri tetap Rp 100.000,” ungkapnya sambil tertawa bangga.