Setelah sakitnya sembuh, dia kembali sekolah melanjutkan di kelas II dan mulai belajar menulis dengan satu tangan.
Guru di sekolahnya, Darmin memotivasinya dan mengatakan tulisannya cukup bagus hingga buku yang terdapat tulisannya disebar ditunjukan kepada murid lainnya.
Kurdi terus belajar dengan satu tangan. Saat dewasa, pekerjaan kasar dilakukannya, makanya sekarang pekerjaan apapun bisa dikerjakan walaupun hanya dengan satu tangan saja.***