Kekecewaan massa yang memuncak, mulai mereda setelah Ketua DPD LSM GMBI Kota Banjar, Nesa Hadi, orasi dan memberikan komando tetap tenang.
"Idiologi Pancasila harga mati. Kami menuntut DPRD Kota Banjar untuk menekan DPR RI agar mencabut RUU HIP. Jika gagal dan RUU HIP sampai disahkan, dipastikan massa yang diturunkan lebih besar lagi," ujarnya.
Terkait alasan massa yang berjumlah ratusan itu ada yang membawa kentongan, ini sebagai simbol negara dalam situasi darurat.
"Kentongan ini simbol peringatan untuk semuanya, bahwa kondisi negara saat ini lagi darurat," ujar Nesa kepada wartawan Kabar Priangan, Dede Iwan.
Menyikapi adanya aspirasi demonstran tersebut, empat anggota DPRD yang hadir dan berhadapan langsung dengan demontran, memberikan respons positif.
"Kami aspresiasi. Semua aspirasi itu segera disampaikan ke pimpinan DPRD Banjar dengan harapan bisa disampaikannya ke DPR RI nantinya, sesuai aspirasi yang aksi tadi," ujar Dalijo, H.Sudarsoni, H.Annur dan Deni Kusdinar.
Seusai ada jawaban itu, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib. Lalu lintas Jalan Tentara Pelajar, depan Kantor DPRD Banjar kembali lancar lintasi.***