Ratusan Hektar Sawah di Kertajati dan Jatitujuh Terendam Banjir

- 6 Desember 2022, 13:00 WIB
Areal sawah di Kertajati dan Jatitujuh terhenang air.
Areal sawah di Kertajati dan Jatitujuh terhenang air. /Zonapriangan.com/Rachmat iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Banjir melanda ratusan hektare areal sawah di dua kecamatan, masing-masing Kertajati dan Jatitujuh hingga kondisi air lebih dari 1 meter, akibatnya banyak petani yang mengalami gagal tanam sebagian lagi akan mengalami keteralambatan masa tanam.

Kepala Desa dan petani nyaris prustasi tiap tahun areal sawahnya dilanda banjir hingga alami gagal tanam dan gagal panen, namun pemerintah tidak merespon serius apalagi dilakukan penanganan, padahal tiap tahun keluhan dan proposal disampaikan oleh pemerintah desa.

Kepala Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh, Carsidik mengatakan, di wilayahnya saja terdapat sekitar 50 hektare areal sawah yang terendam banjir sejak sebulan yang lalu. Petani yang harusnya sudah mulai tanam kini terhambat tidak bisa melakukan tanam.

Baca Juga: UMK Jawa Barat 2023, Ini Besarannya, Bekasi Masih yang Tertinggi

“Sekarang mah saya sudah tidak peduli, mau tanam mau tidak, karena selama ini tidak pernah direspon siapapun. Proposal tiap bulan, tiap tahun diajukan tapi tidak ada tindak lanjut. Yang melakukan survai ada tapi tindaklanjutnya nihil,” ungkap Carsidik yang sudah bertahun-tahun setiap musim penghujan wilayah pertaniannya dilanda banjir.

Banjir yang melanda wilayahnya tersebut tidak hanya terjadi ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama, namun hujan dua jam saja air langsung meluap dan banjir. Banjir tersebut sebagian kiriman, sebagian lagi akibat genangan karena air tidak bisa keluar.

“Dari dulu persoalannya karena bajir kiriman dari kawasan BIJB, aliran Cibuaya yang terus dangkal dan mengecil dan tersendat tidak ada yang embung atau danau yang bisa menampung air. Sekarang diperparah dengan adanya pendirian pabrik di Desa Jatitengah dengan luas 10 hektaran serta Saluran Induk yang tengah diperbaiki,” ungkap Carsidik.

Baca Juga: Penggunaan Sumur Bor Tanpa Ijin, Perusahaan di Jatiwangi-Majalengka Bayar Denda Rp1 Miliar

Karena banjir terus melanda banyak petani yang sudah berulang kali melakukan persemaian namun terus tersapu banjir.

“Tebar ada yang sudah dua hingga tiga kali, persemaiannya terus kena banjir. Sekarang petani menunggu air surut bari bisa tanam. Persemaian akhirnya dilakukan di darat,” katanya.

Hal senada disampaikan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati serta Jatitujuh akibat curah hujan yang cukup tinggi terjadi beberapa pekan terakhir. Air hujan tidak mengalir dengan lancar ke saluran air dan sungai karena terkendala pembangunan sejumlah  proyek serta sungai yang ada tidak bisa menampung seluruh air.

Petani di Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh mengatakan, ketika lahan sawah banjir mengolah lahanpun sulit. Lahan saah yang sudah di traktor tinggal menanami pun akhirnya harus ditraktor ulang karena tanah akan mengeras kembali.

Baca Juga: Bantu Korban Gempa Cianjur, Warga Majalengka Sumbang Uang, Kebutuhan Logistik dan Kesehatan

“Molahna ge hese kabanjiran mah, taneuhna te katempo (Menglah lahannya sulit kalau terkena banjir, kondisi tanah tidka terlihat),” ungkap Aep.

Koordinator PPL Kertajati, Ali Imron mengatakan, lebih dari 30 hektare areal sawah di wilayahnya yang terendam banjir dan hingga kini tidak bisa ditanami, 10 hektare berada di Desa Kertajati dan lebih dari 20 hektare berada di Desa Bantarjati.

“Persisnya berapa luas areal yang terdampak banjir, kami masih akan melakukan pengukuran secara akurat, hanya perkiraan lebih dar 30 hektaran. Ini terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi serta daya tampung saluran tidak memadai,” ungkap Ali.

Air tersebut berasal dari kawasan BIJB yang salurannya belum dilakukan normalisasi sesuai rencana beberapa tahun lalu, akibatnya air meluap ke areal sawah. Serta adanya pembangunan proyek di SI Cipelang sehingga air tidak bisa dialirkan kesana.

Baca Juga: Tersangka Pembuang Bayi Akhirnya Sah Menjadi Suami Istri dan Menikah di Penjara

“Informasi lain kini di wilayah Jatitujuh tengah dibangun sebuah pabrik yang menggunakan  areal sawah. “ ungkap Ali.

Koordinator PPL Kecamatan Jatitujuh Wahyudin, dia mengatakan, banjir terdampak terhadap persemaian padi hingga gagal tanam, waktu tanampun akan mengalami hambatan dan akan alami keterlambatan tanam.

Ali Imron dan Wahyudin menyebutkan pihaknya akan segera melakukan rapat dengan muspika Kecamatan Jatitujuh dan Kertajati membahas persoalan tersebut untuk mencari solusi agar petani bisa segera tanam.

Solusi lain untuk para petani menurut Ali Imron adalah, semua petani agar ikut serta asuransi pertanian, sehingga ketuka mengalami gagal panen mereka bisa mendapatkan asuransi tani sebesar Rp 6.000.000 per hektare .

Baca Juga: Awal Desember 2022, Peredaran Uang di Masyarakat Majalengka akan Mencapai Rp190 miliar

“Kami sekarang tengah mendata petani berikut areal sawahnya, mereka akan diikutsertakan untuk mengikuti asuransi  tani menjaga mereka alami gagal panen seperti beberapa tahun lalu,” kata Ali Imron.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x