ZONA PRIANGAN - Sejumlah orang tua siswa dan siswa SMU Negeri Sukahaji, Kabupaten Majalengka mengeluhkan adanya paksaan terhadap siswa untuk mengikuti study literasi ke Bali dengan biaya yang tidak terjangkau oleh banyak orang tua siswa.
Beberapa orang tua siswa asal Kecamatan Cigasong mengatakan, karena banyak siswa dan orang tua yang menolak untuk berangkat ke Bali, akhirnya para orang tua dipanggil satu persati ke sekolah oleh pihak sekolah hingga berulang kali dan menekankan untuk ikut dengan alasan wajib. Karena pihak sekolah telah membayar DP hotel serta travel.
“Biayanya Rp 1.600.000 per orang. Tapi kan bagi saya uang sebesar itu tidak dimiliki, kalau saja ada uang mending buat beli beras, ongkos sekolah anak tiap hari, serta cadangan untuk membayar listrik tiap bulan. Anak disekolahkan ke SMA karena katanya gratis, kalau harus membayar tentu tidak akan sekolah lebih diarahan untuk mencari pekerjaan,” ungkap salah seorang orang tua murid yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Baca Juga: Luapan Air Sungai Cikamangi Membuat Puluhan Rumah di Leuweunghapit Majalengka Terendam
Dia mengaku sudah dua kali dipanggil pihak guru ke sekolah hingga guru tersebut mengancam untuk memindahkan PIP yang dimilikinya yang sudah sejak SD diterima, selain itu jika tidak pergi ke Bali maka siswa tidak akan diberikan nilai serta siswa yang bersangkutan harus melakukan kunjungan ke sejumlah Perguruan Tinggi di Bandung, Ciamis dan Jakarta tanpa didampingi guru serta biaya yang dikeluarkan harus sama dengan biaya ke Bali.
“Guru tersebut menanyakan uang PIP dan meminta agar uang PIP dipergunakan untuk piknik ke Bali, ketika diutarakan bahwa uang tersebut telah dipergunakan untuk pembelian seragam sekolah dan tas, gurunya malah menyebut bahwa seragam bukan kepentingan sekoah melainkan kepentingan pribadi. Padahal sejak SD hingga SMP dan SMA uang tersebut dipergunakan untuk membeli buku, seragam dan sepatu anak agar tidak terlalu menjadi beban,” katanya lagi.
Orang tuas siwa lainnya mengatakan hal senada, dia sudah dua kali dipanggil ke sekolah dan menanyakan alasan ketidak ikutsertaannya ke Bali. Ketika dijawab alasantidak ada biaya, si guru memaksa agar uang tabungan dipergunakan untuk daftar, padahal uang tabungan disekolah jauh dari mencukupi.
Baca Juga: Dua Remaja Asal Taiwan Ajari Warga Majalengka Menyaring Air Sungai Menjadi Air Bersih
“Sekolah menekan, hingga tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban, padahal dari mana untuk menambah biaya, uang tabungan juga sedikit untuk keperluan sekolah lainnya,” ungkapnya.