Mengenal Darto Je Sebagai Seniman Serba Bisa asal Majalengka

- 14 Februari 2023, 09:45 WIB
Darto Je (48) seniman asal Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka.
Darto Je (48) seniman asal Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat iskandarZP

ZONA PRIANGAN - Darto Je (48) seniman asal Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka adalah salah satu seniman serba bisa di Kabupaten Majalengka, semua jenis kesenian dialakoni, mulai seni tradisonal hingga seni kontemporer dan moderan.

Malah untuk saat ini, kalau bicara kesenian Sintren yang dikenal berbau mistis untuk di Majalengka dialah kiblatnya, setiap pementasan sintren dimanapun di Majalengka anggota sanggarnyalah yang mementaskannya,   halnya dengan sampyong, reak, topeng dan sejumlah kesenian tradision lainnya. Dan kini diapun tengah mengembangkan kesenian barongsay, sebuah kesenian yang sebelumnya dikenal milik keturunan Tionghoa karena kesenian tersebut berasal dari Negeri Cina.

"Dengan seni segala bisa dilakukan," ungkap Darto Je yang tahun lalu pada acara peringatan tari sedunia dia menari selama 24 jam tanpa henti.

Baca Juga: Ratusan Tanah Milik Pemkab Majalengka Belum Bersertifikat

Darto Je mengaku memulai terjun ke dunia seni sejak usia 18 tahun, hingga diusianya kini menginjak 48 tahun berarti sudah 30 tahun menekuni bidang seni. Sejumlah kota di Indonesia telah diijaknya sambil mementaskan beragam kesenian seperti pantomim, sintren serta topeng yang memiliki kehasan sendiri bereda gerak dari topeng Beber, Loasi atau topeng Slangit.

“Saya mencintai kesenian sejak sekolah, karena mencintai seni akhirnya dari SMP melanjutkan ke SMKI,” ungkapnya.

Di sanggarnya kini dia memiliki banyak murid mulai usia SD, SMP hingga SMA dan SMK, mereka ingin belajar beragam kesenian, ada yang belajar menabuh gamelan, belajar menari topeng, jaipong, serimpi, sampyong, sintren juga barongsay yang tengah dikembangkannya. Untuk melatih barongsay dia sengaja mendatangkan seniman dari Cirebon sekaligus merancang baju dan beberapa kepala naga dengan beberapa warna agar memenuhi unsur kesenian barogsay sesuai pakem.

Darto ingin meyakinkan kepada murid-muridnya, bahwa dengan kesenian akan memiliki kelembutan hati, seni bisa menjadi alat bergaul, dengan kesenian bisa menjadi orang besar dan bahkan setiap orang bisa hidup dari kesenian yang ditekuninya, hanya saja karena setiap kesenian terus berkembang maka setiap pelaku seni harus mampu mengikuti perkembangan jaman.

Baca Juga: Polres Majalengka Amankan Pelaku Curanmor dan Seorang Penadah

Menurutnya, jika ingn hidup dari seni, setiap pelaku seni tidak bisa terus bertahan menekuni seni tradisional, karena keinginan masyarakat terus berkembang sesuai jamannya. Seperti halnya dirinya tidak mungkin hanya menekui kesenian eni sitren untuk bertahan hidup, karena masyarakat nyaris tidak ada lagi yang ingin menggelar kesenian sitren, atau juga sandiwara juga debus, karena masyarakat inginnya organ tunggal.  

Namun kesenian tradisional tetap harus ditekuni, diketahui agar kesenian tradisional tidak punah termakan jaman, selain itu untuk pengingat sejarah bahwa disuatu wilayah pernah muncul beragam jenis kesenian.

“Saya bisa menghidupi keluarga dari seni yang terus saya lakoni, bisa bergaul, bisa pergi ke mancanegara juga dari seni.” ungkap Darto Je.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x