Cirebon Pernah Penuh Sesak oleh 200.000 Pelayat saat Pemakaman Majoor Tan Tjin Kie

- 26 Juli 2020, 07:58 WIB
SISA bangunan bong Cina yang masih tersisa di permukiman penduduk wilayah Dukuhsemar Kota Cirebon.*/PARAMA GHALY
SISA bangunan bong Cina yang masih tersisa di permukiman penduduk wilayah Dukuhsemar Kota Cirebon.*/PARAMA GHALY /

Baca Juga: Setelah Trending, Lagu Aisyah Istri Rasulullah Dipermasalahkan

Kekecewaan akan hilangnya makam tokoh Tionghoa Cirebon itu juga dirasakan sesepuh etnis Tionghoa lainnya, Ir. Wastu Pragantha Zhong.

Ia yang dikenal dengan panggilan Pak Chong tersebut, merupakan seorang pendiri organisasi heritage etnis Tionghoa.

“Kami kehilangan bukti sejarah dengan hilangnya makam Majoor Tan Tjin Kie,” ujar Ketua Majelis Tinggi Kong Hu Chu Indonesia (Matakin) Pusat, Ir. Wastu Pragantha Zhong.

Baca Juga: Insan Film yang Senior Mendapat Tempat di IMA 2020, Rhoma: Penghargaan untuk Kru Tahun 70-an

Kekecewaan lainnya ditunjukkan budayawan Tionghoa Jeremy Hwang. “Bukti sejarah itu penting bagi kami, kalangan Tionghoa,” katanya.

Ia merupakan orang Tionghoa terkaya di Cirebon. Memiliki puluhan rumah mewah dan ribuan hektare tanah serta pabrik gula.

Salah satu rumahnya yang paling mewah berada di Desa Luwunggajah – kini masuk Kecamatan Ciledug – diberinama Binarong.

Baca Juga: Jersey Arsenal Bergaya Art Deco, Langsung Dipakai di Pertandingan Akhir Lawan Watford

Nama Majoor Tan Tjin Kie memiliki pengaruh luarbiasa dalam dunia politik dan militer di Kota Cirebon saat itu.

Karena nama besarnya itu, Konsul Jenderal dari Tiongkok pun turut melayat ke Cirebon. Termasuk utusan Gubernur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda, Residen Cirebon dan para Sultan Cirebon.

Diperkirakan lebih dari 200.000 orang menyaksikan prosesi jenazah tersebut.

Baca Juga: Dua Garis Biru, Terpilih Sebagai Film Terfavorit, Ini Daftar Lengkap Pemenang IMA 2020

Dari catatan yang ditulis putranya, Tan Gin Ho dalam Peringetan dari Wafatnya Majoor Tan Tjin Kie (ditulis pada 15 September 1919), mencatat dalam dialek bahasa Melayu rendah.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah