"Alhamdulillah sudah sekitar 100 unit mesin terjual. Bukan hanya laku di Lakbok tapi ke beberapa daerah seperti Yogyakarta, Tegal, Cilacap, Brebes, Karawang, Indramayu, Blitar bahkan sampai Sumatera Barat," ucapnya.
Baca Juga: Yunani Buka Museum Bawah Laut Pertamanya di Laut Aegean
Harga mesin perontok padi minimalis buatan Miftah dibandrol dengan harga Rp 3,5 juta. Pemasarannya dilakukan juga melalui media sosial seperti Facebook hingga YouTube.
"Kalau mau lihat mesinnya, proses kerjanya bisa dilihat di Youtube, atau sekadar tanya-tanya boleh, bisa juga mampir ke rumah juga bisa," imbuh Miftah.
Dalam pemasaran produknya tersebut, Miftah menggunakan media Youtube, Facebook serta jaringan organisasi kepemudaan di wilayahnya, yakni Ansor.
Baca Juga: Yunani Buka Museum Bawah Laut Pertamanya di Laut Aegean
Berkat sarana internet tersebut, produksinya terus mengalami peningkatan.
"Sejauh ini semua mesin yang diproduksi berjalan baik, tak ada komplain dari pembeli. Untuk ketahanan mesin, sampai 4 tahun pun masih berjalan lancar," ungkapnya.
Miftah menyatakan ia memproduksi mesin tersebut bertujuan untuk meringankan petani dan buruh tani.
Baca Juga: UAE Operasikan Listrik Tenaga Nuklir, Periset: Kurang Fitur Keselamatan, Itu Berbahaya
Biasanya yang memiliki mesin perontok padi hanya pemilik sawah yang luas. Namun kini buruh tani juga mampu memiliki mesin tersebut untuk membantu kerjaannya.***