Tak Hanya Dibiayai Hingga Rp650 Miliar, Sekitar 650 Petani Milenial Mendapat Pelatihan Kewirausahaan

- 30 Mei 2023, 20:08 WIB
Pelatihan petani milenial oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan bank bjb
Pelatihan petani milenial oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan bank bjb /Bjb/

ZONA PRIANGAN  - Tidak hanya mendapatkan  pembiayaan hingga Rp 650 Miliar, para petani milenial ini juga mendapat pelatihan juga pendampingan kewirausahaan.

Inaugurasi Petani Milenial Angkatan 2022 pada Selasa 30 Mei 2023, digelar di kampus Universitas  Padjadjaran Bandung, kegiatan  diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bersama bank bjb.

Inaugurasi Petani Milenial Angkatan 2022 merupakan sebuah tanda kelulusan peserta program setelah masa pelatihan, pendampingan dan pemasaran produk selama lebih kurang 1 tahun yang penuh perjuangan.
Di mana para Petani Milenial telah dinilai mampu berkarya secara mandiri dan menghasilkan pendapatan melalui bisnis pertanian yang dikelola.

Baca Juga: Pemprov Jabar Gelar Cycling de Jabar 2023, Hadirkan Perpaduan Balap Sepeda dan Keindahan Alam Jabar Selatan

Inaugurasi ini juga merupakan komitmen Pemprov Jabar bersama sejumlah pihak sebagai mitra pendukung, untuk terus berupaya memajukan sektor usaha pertanian di Jawa Barat melalui program Petani Milenial.

Direktur UMKM dan Komersial bank bjb, Nancy Adityasari mengatakan, sebagai bentuk komitmen untuk mendukung program Petani Milenial, bank bjb dapat memberikan dukungan nyata, di antaranya lewat layanan kredit atau pembiayaan khusus untuk peserta Petani Milenial.

Dalam hal ini bank bjb dapat mengembangkan skema pembiayaan yang mencakup pinjaman modal usaha, pinjaman untuk investasi dalam teknologi pertanian, dan pembiayaan untuk pengembangan lahan pertanian.

Baca Juga: Naik 5 Persen, Inilah Tarif Baru Tol Cipularang dan Padaleunyi Berlaku 5 Juni 2023

"Kami memandang penting pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu kami melakukan berbagai hal guna mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan melalui pemberdayaan petani dengan memberikan literasi dan inklusi keuangan, menyediakan layanan perbankan yang mempermudah transaksi petani, pembiayaan bagi petani," kata Nancy.

"Serta mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai tambah para petani melalui penyediaan akses pasar. Tercatat saat ini sektor pertanian menjadi sektor ekonomi dengan total pembiayaan UMKM terbesar kedua setelah sektor perdagangan," jelas Nancy menambahkan.

Bukan hanya pembiayaan, Nancy mengatakan, pihaknya pun memberikan dukungan yang bersifat edukasi, keilmuan dan praktik kepada peserta program Petani Milenial lewat pelatihan dan pendampingan kewirausahaan.

Baca Juga: Jadi Programmer Tidak Harus Dari Kalangan Berada, Lewat Beasiswa Pemprov Jabar Prasejahtera pun Bisa Ikutan

Hal itu dilakukan, untuk memastikan peserta program Petani Milenial tumbuh menjadi petani yang tangguh dengan orientasi maju ke depan.

"Kami memberikan dukungan pada program Petani Milenial melalui pemberian pelatihan dan pendampingan kewirausahaan dengan program PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu), Dukungan kegiatan pelaksanaan program Petani Milenial, serta pembiayaan bagi peserta program Petani Milenial yang feasible untuk dapat dibiayai," ungkap Nancy.

Kami pun menghadirkan layanan perbankan digital yang memudahkan peserta program Petani Milenial dalam mengelola transaksi keuangan mereka. Di antaranya meliputi akses perbankan melalui aplikasi mobile, kemudahan transfer dana, pembayaran online, dan layanan e-commerce yang terintegrasi.

Baca Juga: Antisipasi Tantangan Disrupsi 4.0, Ridwan Kamil Lantik 370 PNS Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemprov Jabar

Sementara terkait kinerja dari penyaluran pembiayaan untuk sektor pertanian secara umum, maupun Petani Milenial, Nancy mengatakan penyaluran kredit di sektor Pertanian menjadi terbesar kedua atau 35% dari komposisi pembiayaan UMKM, mengingat sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang bertahan di masa pandemi Covid-19.

"Secara kualitas kredit di sektor pertanian juga terjaga baik. Pada program Petani Milenial sendiri kami telah menyalurkan kredit sebesar Rp115 miliar untuk 650 orang Petani Milenial di berbagai komoditas," jelas Nancy.

Lebih lanjut Nancy menerangkan, tantangan dalam menyalurkan pembiayaan di sektor pertanian maupun Petani Milenial adalah masih rendahnya literasi keuangan. Hal itu, disebabkan karena mayoritas petani di Indonesia adalah petani tradisional yang belum mengakses perbankan atau dapat dikatakan masih rendah dalam literasi keuangan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Paparkan Bagaimana Pemprov Jabar Konsisten Tiap Tahun Hasilkan Inovasi Bidang Pemerintahan

Sehingga, kata Nancy, menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Selain melakukan pembiayaan, juga harus memberikan pemahaman tentang produk-produk perbankan serta apa saja yang dimanfaatkan dari produk-produk perbankan itu sendiri.

"Rendahnya literasi keuangan menyebabkan petani-petani ini menjadi abai terhadap kewajiban terhadap hutang pada Lembaga keuangan, oleh karenanya pembiayaan yang dilakukan oleh bank bjb seringkali menemui kendala dari catatan pembayaran kredit yang kurang baik (Kolektibilitas SLIK buruk). Disamping itu pembiayaan di sektor pertanian juga menghadapi ketidakpastian akan hasil panen yang disebabkan gangguan hama, cuaca, bencana dan sebagainya," kata Nancy.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x