HIV-AIDS Ibarat Fenomena Gunung Es, Berpotensi Menjadi Bencana Mirip Bom Waktu

- 3 September 2020, 21:52 WIB
KONSULTAN Komisi Penanggulangan Aids  (KPA) Jabar, Tri  Irwanda Maulana (kiri berdiri) saat pemaparan bahaya HIV-AIDS di sela-sela acara Pelatihan Pokja Media KPA Kota Banjar di ruang Rapat Setda Banjar, Kamis 3 September 2020.*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN
KONSULTAN Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jabar, Tri Irwanda Maulana (kiri berdiri) saat pemaparan bahaya HIV-AIDS di sela-sela acara Pelatihan Pokja Media KPA Kota Banjar di ruang Rapat Setda Banjar, Kamis 3 September 2020.*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Bencana HIV-AIDS berpotensi jadi "bom waktu" di masa mendatang.

Seiring tingkat kesadaran masyarakat untuk diperiksa resiko HIV atau Voluntary Counseling and Testing (VCT) masih rendah. Termasuk Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).

Demikian dikatakan Konsultan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jabar, Tri  Irwanda Maulana, di sela-sela acara Pelatihan Pokja Media KPA Kota Banjar di ruang Rapat Setda Banjar, Kamis 3 September 2020.

Baca Juga: Antisipasi Penimbunan, Polsek Cimaragas Monitor Pusat Perbelanjaan

Menurut Tri, ODHA yang terdata itu ibarat fenomena gunung es.

"ODHA yang terlihat atau terdata itu hanya puncaknya. Jika kita melihat kebawah gunung es, kondisinya itu lebih luas dibanding puncaknya itu ," ujar Tri.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2016, temuan kasus HIV 60,7 persen dengan perkiraan estimasi 640.443 orang di Indonesia. ODHA ini belum semua mendapat terapi ARV.

Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pilkada Pangandaran, TNI-POLRI Kerahkan Ribuan Personil

"Kalaupun yang rutin pengobatan ARV hanya 35 persen. Kemudian, angka putus obat ARV masih cukup tinggi, mencapai 21 persen.

Jika persoalan ini dibiarkan, dikhwatirkan menjadi bencana atau bom waktu HIV-AIDS.

Mungkin saja jika tak diantisipasi oleh semua, penyebarannya lebih bahaya dari Covid-19  ," ujar Tri.

Baca Juga: Gudang Sparepart Mobil Terbakar di Majalaya

Dijelaskan dia, mulai 2005 sampai Maret 2020 jumlah HIV sebanyak 388.724 kasus. Adapun jumlah kematian AIDS sebanyak 17.210 kasus.

"Berdasarkan fakta medis, HIV-AIDS menular melalui 4 cairan. Yaitu, darah, cairan mani, cairan vagina dan ASI ," ujarnya seraya menjelaskan ODHA terbanyak Laki Seks Laki (LSL).

Wakil Wali Kota Banjar, Ketua Harian KPA Kota Banjar,  H.Nana Suryana dan Sekretaris KPA Kota Banjar, H.Unen Astramanggala, berharap keberadaan ODHA di Banjar janganlah dikucilkan, distigma negatif.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x