ZONA PRIANGAN - Perusahaan analitik bernama Internet 2.0 yang berbasis di Australia menyelidiki kebohongan China terkait virus corona (Covid-19).
Internet 2.0 menangkap ada transaksi aneh pada pembelian alat PCR yang dilakukan Pemerintah China dalam jumlah besar sebelum laporan resmi virus corona.
Dalam kontrak dengan Pemerintah Australia, pembelian PCR oleh China dibuat pada Mei, September, dan November 2019.
Baca Juga: Umat Muslim yang Rajin Shalat Tahajud Mudah Terkena Penyakit Ini, Tak Terlihat tapi Mengerikan
Sementara China baru melaporkan wabah virus corona di Wuhan secara resmi terdeteksi pada Desember 2019.
Pembelian PCR secara besar-besaran tercatat untuk Provinsi Hubei. Menurut Internet 2.0, pembelian itu ke luar dari kebiasaan.
"Pada 2019, ada lonjakan yang tidak biasa dalam pembelian peralatan laboratorium PCR di Provinsi Hubei," kata laporan itu yang dikutip rt.com.
Baca Juga: Ini 8 Manfaat Air Perasan Buah Lemon, Nomor 3 Cocok untuk Orang yang Berniat Langsing
Internet 2.0 menduga wabah virus corona sebenarnya sudah terjadi, namun China menutupinya.
Provinsi dan ibu kotanya, Wuhan adalah yang pertama mengalami wabah penyakit yang sekarang dikenal sebagai Covid-19.
Jenis tes PCR menjadi salah satu alat utama untuk mendeteksi gen virus SARS-CoV-2 pada pasien.
Baca Juga: Dikhianati Angkatan Laut, Jenderal Marinir Ini Akhirnya Bunuh Diri
Internet 2.0 mengatakan pembelian peralatan lab membuat mereka menyimpulkan dengan "keyakinan tinggi bahwa pandemi dimulai jauh lebih awal daripada yang diinformasikan China kepada WHO.
Laporan tersebut dibagikan dengan Five Eyes, aliansi dinas intelijen dari lima negara berbahasa Inggris, termasuk Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan AS.***