ZONA PRIANGAN - Tak berlebihan jika banyak negara mengkhawatirkan China akan menguasai dunia dan luar angkasa.
Teknologi yang dikembangkan China maju dengan pesat, termasuk dalam perlombaan mengekplorasi luar angkasa.
Tahun lalu, China meluncurkan wahana Tianwen-1 ke Mars yang saat ini mengorbit di Planet Merah.
Baca Juga: Sungai Ini Selalu Menggoda Setiap Orang untuk Melompat dan Berakhir dengan Kematian
Baca Juga: Temukan Ambergris yang Bau Busuk, Seorang Nelayan Jadi Kaya Raya Mendadak
Kemudian pada bulan Desember, China pun berhasil membawa sampel batuan dan tanah dari bulan kembali ke bumi.
Kemajuan teknologi yang dilakukan China tampaknya dilirik Rusia, negara yang dulu sempat berjaya soal ruang angkasa.
Rusia pun melakukan pendekaran untuk bekerja sama dengan China untuk merebut kembali kejayaan hari-hari perintis antariksa di zaman Soviet.
Baca Juga: Kejadian Aneh, Kolam Air Mendidih Tiba-tiba Muncul di Jalan, Seorang Siswi Terbakar
Baca Juga: Kasihan, Seorang Nelayan Sedang Cari Ikan Ditelan Buaya Ukuran Besar Panjang 4 Meter
Di sisi Beijing mempersiapkan ambisinya sendiri di luar angkasa, dengan melakukan berbagai eksperimen.
Badan antariksa Rusia Roscomos mengatakan, telah menandatangani perjanjian dengan Administrasi Luar Angkasa Nasional China (CNSA).
Perjanjian itu untuk mengembangkan kompleks fasilitas penelitian eksperimental yang dibuat di permukaan dan / atau di orbit Bulan.
Baca Juga: Dua Desa di Kaki Gunung Ciremai Sempat Mencekam, Tiap Pagi Warga Temukan Ceceran Darah
Baca Juga: Cerita Mistis di Rancacili, Ada Suara Minta Tolong, Malam Hari Tercium Bau Menyengat
CNSA, pada bagiannya, mengatakan proyek itu terbuka untuk semua negara yang tertarik dan mitra internasional.
Tahun ini, Rusia merayakan ulang tahun ke-60 penerbangan luar angkasa pertama yang diawaki oleh Rusia, demikian dilaporkan Aljazeera.
Rusia sempat mengirim Yuri Gagarin ke luar angkasa pada tahun 1961, diikuti oleh wanita pertama, Valentina Tereshkova, dua tahun kemudian.
Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00
Baca Juga: Kawasan Gunung Bromo, Banyak Wisatawan Menahan Kencing, Ini Faktanya
Sementara itu, China - yang telah mengupayakan kemitraan lebih dekat dengan Moskow - telah memulai program luar angkasa yang sukses.
Chen Lan, seorang analis independen yang berspesialisasi dalam program luar angkasa China, mengatakan stasiun luar angkasa bersama di bulan adalah "masalah besar".
"Ini akan menjadi proyek kerja sama luar angkasa internasional terbesar bagi China, jadi ini penting," kata Lan.
Baca Juga: Diledek Baru ke Masjid setelah Pensiun, Tidak Perlu Berkecil Hati, Selama Berniat Taubat
Baca Juga: Iblis Menjadikan Pasar Sebagai Masjid Setan dan Sering Nimbrung saat Suami Istri Berhubungan Intim
Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin menulis di Twitter bahwa dia mengundang kepala CNSA Zhang Kejian ke peluncuran pendarat bulan modern pertama Rusia, Luna 25.***