ZONA PRIANGAN – Para arkeolog mengklaim telah berhasil memecahkan misteri di balik “komputer” Yunani kuno yang seharusnya tidak pernah ada.
Dikenal karena harta karun arkeologisnya, Yunani telah memberikan wawasan besar ke dalam sebuah dunia yang lama hilang.
Faktanya, beberapa kemajuan paling awal dalam memahami ruang angkasa dan posisi Bumi mengelilingi matahari telah terjadi pada zaman Yunani kuno.
Baca Juga: Malam Tahun Baru Dihebohkan dengan Kemunculan Pesawat UFO Segitiga di Ohio Amerika Serikat
Kalkulator astronomi paling pertama ini juga dibuat zaman Yunani Kuno. “Komputer” ini terus menerus mempesona para ilmuwan dan juga arkeolog.
Dikenal sebagai Mekanisme Antikythera, peranti bertenaga tangan berusia 2.000 tahun ini merupakan model mekanis sistem tata surya.
Mekanisme ini juga disebut-sebut sebagai komputer analog tertua di dunia.
Baca Juga: Manusia Berkepala Anjing Terlihat di Pedalaman Australia Membuat Takut Seorang Pemancing
Dengan menggunakan Antikythera, para ilmuwan Yunani menelusuri gerhana dan posisi astronomis. Mereka juga menggunakannya untuk mengetahui siklus Olimpiade.
Dilansir Indiatimes.com, mekanisme Antikythera pertama kali ditemukan di reruntuhan kapal karam pada 1901 di lepas pantai pulau Antikythera, Yunani.
Setahun kemudian, benda karatan ini diidentifikasi sebagai roda gigi gardan oleh arkeolog Valerios Stais.
Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan
Sekilas, Mekanisme Antikythera muncul sebagai bongkah logam karatan yang tak seorang pun tahu apa fungsinya.
Profesor Tony Freeth dari University College London mengatakan “ini tidak dikenal sepenuhnya karena tidak menarik ketika ditemukan, hanya bongkahan besi karat yang ukurannya sebesar kamus.”
Bangsa Yunani kuno menggunakan Mekanisme Antikythera untuk menguji siklus kosmos. Benda ini disimpan di sebuah museum di Athena, yang terpisah dalam 82 pecahan.
Baca Juga: Kelahiran Bayi Berkepala Tiga di Uttar Pradesh India Mengundang Kehebohan Warga
Tetapi tidak seorang pun mengetahui untuk apa alat ini hingga Profesor Freeth memeriksanya di bawah lensa ajaib sinar-X.***